Minggu Pra Paskah 2
Stola Ungu
Bacaan: Kejadian 15 : 1 – 12, 17 – 18
Mazmur: Mazmur 27
Bacaan 2: Filipi 3 : 17 – 4 : 1
Bacaan 3: Lukas 13 : 31 – 35
Tema Liturgis: Ikut Dikau Saja Tuhan
Tema Khotbah: Ikut Tuhan dalam Keadaan Apapun, Suka maupun Duka
Penjelasan Teks Bacaan:
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Kejadian 15 : 1 – 12, 17 – 18
Pada pasal 13 dikisahkan Abram dan Lot berpisah karena “Negeri” itu tidak cukup bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta benda mereka sangat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. Maka terjadilah pertengkaran di antara para gembala ternak Abram dan para gembala ternak Lot (13:6-7). Abram mengizinkan Lot untuk memilih jalan kiri atau kanan (13:9) sehingga Abram tinggal di tanah Kanaan, sedangkan Lot tinggal di kota-kota Lembah Yordan dan ia memindahkan kemahnya sampai ke Sodom. (13:12). Narator menyatakan dengan nada mengancam, “Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.” (13:13).
Dalam pasal 14, raja-raja Sodom dan Gomora mendapati diri mereka kalah dalam pertempuran besar (14:10). Mereka merampas segala harta benda Sodom dan Gomora dan segala makanannya, lalu berangkat. Mereka membawa Lot, anak saudara Abram, yang tinggal di Sodom, beserta harta bendanya, lalu berangkat (14:11-12). Ketika Abram mengetahui hal ini, ia mengumpulkan orang-orangnya yang terlatih, tiga ratus delapan belas orang, lalu mengejar (14:14). Ia mengalahkan musuh dan menyelamatkan Lot, harta bendanya, dan seluruh rakyat (14:16).
Kemudian Abram menerima berkat dari imam Melkisedek (14:17-20) dan raja Sodom dengan penuh rasa terima kasih menawarkan untuk memberikan Abram hasil rampasan perangnya jika Abram mau mengembalikan orang-orang kepadanya. Abram menolak untuk menyimpan apapun di luar pengeluarannya, karena takut orang akan mengatakan bahwa raja Sodom telah memperkayanya (14:21-24).
Latar belakang ini menarik, karena ada ungkapan “Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu.” (15:1) Perisai merupakan bagian dari persenjataan prajurit dan mungkin terkait dengan penyerbuan Abram dalam 14:14-16 dan pahala dalam 15:2 mungkin terkait dengan penolakan Abram terhadap barang rampasan dalam 14:21-24.
Kejadian 15:1-12, 17-18 menimbulkan banyak tantangan. Akan tetapi, signifikansi dari penekanan utama adalah Abram percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (Ay. 6) dan Allah mengadakan perjanjian dengan Abram (Ay. 18) sudah cukup jelas. “Lalu ia percaya kepada Tuhan” (Ay. 6a). Ini adalah momen penting dalam teks dalam Alkitab, dalam sejarah manusia. Abram memutuskan untuk mempercayai janji daripada bukti. Tuhan telah setia kepadanya dalam banyak hal, jadi ia percaya bahwa Tuhan akan setia kepadanya dengan cara ini juga.
Filipi 3 : 17 – 4 : 1
Banyak orang beranggapan bahwa kekristenan hanya mempersoalkan dua hal saja, yaitu: apa yang harus kita lakukan dalam hidup dan apa yang harus kita hindari dari hidup kita. Dalam bacaan hari ini, kita melihat bahwa Paulus mempersoalkan dua hal tersebut. Tetapi, selain mempersoalkan dua hal tersebut, Paulus juga mempersoalkan hal yang lain.
- Hal-hal yang Harus Dilakukan (Ay. 17):
- Mengikuti Teladan Paulus. Salah satu tujuan Kitab Suci mencatat kehidupan dari orang-orang yang beriman adalah supaya kehidupan mereka yang baik bisa kita tiru. Di sini, Paulus menyuruh orang Filipi untuk mengikuti teladannya (Ay. 17), tetapi sebelum ini dalam Filipi 2:5 dst, Paulus terlebih dulu menyuruh mereka untuk mengikuti teladan Kristus. Jadi, jelaslah teladan tertinggi dan yang sebenarnya adalah Kristus! Paulus boleh kita jadikan teladan, karena ia mengikuti Kristus.
- Berdiri Teguh dalam Tuhan. Ada dua hal yang bisa kita perhatikan dari Filipi 4:1 ini. Secara tidak langsung, ini menunjukkan seseorang yang ada di dalam Kristus pasti mengalami banyak serangan/tekanan yang ditujukan untuk menjatuhkan dia. Tetapi kita tidak boleh menyerah terhadap serangan dan tekanan itu. Sebaliknya, kita harus berdiri teguh. Ada banyak hal yang harus kita lakukan agar berdiri teguh, yaitu terus belajar Firman Tuhan dengan tekun, banyak berdoa, mengambil keputusan untuk terus ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, bagaimanapun beratnya.
- Hal-hal yang Harus Dihindari (Ay. 18-19):
- Perkara duniawi. Paulus sudah mengingatkan Jemaat Filipi berulang kali (Ay. 18a). Ini menunjukkan bahwa hamba Tuhan tidak boleh bosan dalam memperingatkan jemaatnya dan tidak boleh bosan untuk mengulang suatu ajaran yang dianggap penting. Jemaat juga tidak boleh bosan pada waktu diperingatkan atau pada waktu mendengar sesuatu yang sudah pernah mereka dengar khususnya agar mereka mewaspadai hal-hal duniawi yang dapat mengikat mereka.
- Perbuatan dosa. Paulus menyatakan agar Jemaat Filipi menjauhi perbuatan dosa sambil menangis (Ay. 18b). Mengapa Paulus sedih? Karena orang-orang itu hidup di dalam dosa (Ay. 18c, 19). Karena mereka yang hidup di dalam dosa banyak jumlahnya (Ay. 18c). Karena kesudahan dari orang-orang itu adalah kebinasaan (Ay. 19a).
- Hal yang Harus Disadari dan Diingat (Ay. 20):
- Kewargaan surgawi. Paulus mengatakan bahwa ‘kewargaan kita adalah di dalam surga’. Dengan kata lain, kita adalah Warga Negara Surga. Ini bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dan bukan sesuatu yang harus dihindari. Ini adalah sesuatu yang harus diingat dan disadari. Kesadaran tentang hal ini adalah sesuatu yang penting, karena ini mendasari bahkan mengarahkan kehidupan dan tindakan kita. Karena itu, yang dimaksudkan dengan ‘menyadari’ bukanlah sekedar ‘mengerti’. Kita memang perlu mengerti, tetapi lebih dari itu kita harus selalu menyadari dan mengingat hal itu, sedemikian rupa sehingga hal itu benar-benar mendasari dan mengarahkan hidup kita.
Lukas 13 : 31 – 35
Melalui pembacaan Injil Lukas 13:31-35, kita diajak untuk bercermin kepada Tuhan Yesus dan kembali dikuatkan agar tidak menyerah melakukan kebaikan. Pada ayat 31 diceritakan bahwa beberapa orang Farisi datang kepada Yesus dan berkata, “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Apa respons Yesus? Yesus dengan tenang menanggapi informasi tersebut sehingga tidak lekas dikuasai kepanikan. Ia memutuskan tetap meneruskan perjalanan dan melanjutkan misi-Nya sampai selesai. Yesus menjawab, “Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku.” (Ay. 33). Yesus menyadari bahwa tantangan tiada henti berupaya menjegal kasih Allah yang harus dinyatakan bagi banyak orang. Yesus menyadari bahwa tidak mudah merangkul insan yang dikasihi Tuhan kembali dalam rangkulan-Nya: “Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” (Ay. 34b).
Orang Farisi mengingatkan Yesus agar meninggalkan Yerusalem karena Herodes hendak membunuh-Nya. Akan tetapi, Yesus menolak usulan itu. Ia tetap melanjutkan perjalanan dan pelayanan-Nya. Yesus sebenarnya sudah sadar bahwa Yerusalem adalah tempat dibunuhnya para nabi (Ay. 33). Namun, Ia bertekad untuk tetap tinggal karena didorong kerinduan untuk mengumpulkan “anak-anak Yerusalem” (umat Tuhan), walau mereka tidak mau (Ay. 34). Yesus juga menubuatkan bahwa Yerusalem akan ditinggalkan dan menjadi sunyi (Ay. 35).
Walau tidak diungkapkan, kita bisa merasakan betapa dalam kerinduan Yesus kepada Yerusalem dan umat-Nya. Konsekuensi dari keputusan-Nya untuk tetap tinggal sebenarnya serius. Ia akan ditolak, menderita, dan dianiaya. Namun, Yesus mengambil pilihan itu karena Ia merindukan Yerusalem yang penuh damai, seperti arti nama kota itu. Tetapi, Yerusalem justru menolak Yesus. Di kota itu, tidak ada lagi rasa takut akan Tuhan. Kota itu hanya menyisakan kekerasan, penindasan, dan pembunuhan. Yerusalem, sebagai rumah bersama umat, akan kehilangan sukacita, kegembiraan, dan sorak-sorai. Hanya kesunyian dan kesepian yang tersisa. (Ay. 35a).
Benang Merah Tiga Bacaan:
Kepercayaan kita kepada Allah yang berkuasa atas hidup kita membawa kita untuk selalu percaya pada-Nya dan melakukan hal-hal yang harus dilakukan, dihindari dan diingat selalu dalam hidup ini. Karena kita telah melihat Allah yang demikian itu dalam Yesus Kristus yang begitu mencintai umat-Nya, meski kadang dilupakan oleh umat-Nya, mari tetap mengikuti Dia sampai kapanpun dan di dalam keadaan apapun.
Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silakan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing)
Pendahuluan
Mengikut Tuhan Yesus sama dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Artinya kita sama mengalami hal-hal yang dialami oleh saudara-saudara kita yang lain. Suka dan duka kita lalui dalam kehidupan ini. Tidak ada jaminan jika mengikuti Tuhan Yesus, kita tidak akan mengalami duka, penderitaan serta cobaan hidup. Lalu apa bedanya dengan orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus? Tentu saja ada bedanya. Saat kita mengikut Tuhan Yesus, kita merasakan sukacita, kuat, tenang sebab kita percaya Ia menyertai dan memberkati kita. Kendati keadaan dan hidup kita tidak lepas dari masalah, kesukaran dan dukacita. Kita tentu tidak bisa memilih hal yang baik-baik saja terjadi dalam kehidupan kita. Karena mungkin setiap peristiwa yang kita alami dalam hidup ini, semua dalam rencana dan kehendak Tuhan. Jadi mau kejadian yang menyukacitakan atau kejadian yang membuat kita menderita dan berduka, kita harus siap dan ikhlas menjalaninya. Jangan hanya mau hal-hal yang menyenangkan saja, tetapi tidak mau hal-hal yang mendukakan.
Isi
Bacaan pertama menceritakan Abram yang percaya kepada Allah karena pengalaman yang dialaminya. Abram percaya Allah yang diimaninya adalah Allah yang selalu menyertai dan memberkatinya. Ia tetap percaya kepada Allah meskipun belum ada bukti. Oleh karena iman itulah, Abram diberkati dan dibenarkan Allah. Sampai akhirnya ada perjanjian antara Allah dan Abram akan penyertaan Allah padanya dan keturunannya.
Dalam bacaan yang ketiga, kita sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus, sungguh bersyukur karena kita mempunyai Allah yang begitu mengasihi umat-Nya. Kita diajak bercermin kepada Tuhan Yesus dan kembali dikuatkan agar tidak menyerah melakukan kebaikan. Pada ayat 31 diceritakan bahwa beberapa orang Farisi datang kepada Yesus dan berkata, “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Apa yang menjadi respons Yesus? Dengan tenang Ia menanggapi informasi tersebut, Ia tidak dikuasai kepanikan. Ia memutuskan untuk tetap meneruskan perjalanan dan melanjutkan misi-Nya sampai selesai. Ia menyadari ada tantangan di depan yang tiada henti berupaya menjegal kasih Allah, yang harus dinyatakan kepada banyak orang. Ia juga menyadari tidak mudah merangkul insan yang dikasihi Tuhan kembali dalam rangkulan-Nya: “Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” (Ay. 34).
Walau tidak diungkapkan, kita bisa merasakan betapa dalam kerinduan Yesus kepada Yerusalem dan umat-Nya. Konsekuensi dari keputusan-Nya untuk tetap tinggal: Ia akan ditolak, menderita, dan dianiaya. Namun, Ia mengambil pilihan itu karena Ia merindukan Yerusalem yang penuh damai, seperti arti nama kota itu. Tetapi, Yerusalem justru menolak Dia. Di kota itu, tidak ada lagi rasa takut akan Tuhan. Kota itu hanya menyisakan kekerasan, penindasan, dan pembunuhan. Yerusalem sebagai rumah bersama umat akan kehilangan sukacita, kegembiraan, dan sorak-sorai. Hanya ada kesunyian dan kesepian yang tersisa.
Paulus dalam bacaan kedua mengingatkan jemaat Filipi untuk selalu percaya kepada Yesus dan melakukan hal-hal yang diharapkan Tuhan Yesus:
- Hal-hal yang Harus Dilakukan (Ay. 17):
- Mengikuti Teladan Paulus. Salah satu tujuan Kitab Suci mencatat kehidupan dari orang-orang yang beriman adalah supaya kehidupan mereka yang baik bisa kita tiru. Di sini, Paulus menyuruh orang Filipi untuk mengikuti teladannya (Ay. 17), tetapi sebelum ini dalam Filipi 2:5 dst, Paulus terlebih dulu menyuruh mereka untuk mengikuti teladan Kristus. Jadi, jelaslah teladan tertinggi dan yang sebenarnya adalah Kristus! Paulus boleh kita jadikan teladan, karena ia mengikuti Kristus.
- Berdiri Teguh dalam Tuhan. Ada dua hal yang bisa kita perhatikan dari Filipi 4:1 ini. Secara tidak langsung, ini menunjukkan seseorang yang ada di dalam Kristus pasti mengalami banyak serangan/tekanan yang ditujukan untuk menjatuhkan dia. Tetapi kita tidak boleh menyerah terhadap serangan dan tekanan itu. Sebaliknya, kita harus berdiri teguh. Ada banyak hal yang harus kita lakukan agar berdiri teguh, yaitu terus belajar Firman Tuhan dengan tekun, banyak berdoa, mengambil keputusan untuk terus ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, bagaimanapun beratnya.
- Hal-hal yang Harus Dihindari (Ay. 18-19):
- Perkara duniawi. Paulus sudah mengingatkan Jemaat Filipi berulang kali (Ay. 18a). Ini menunjukkan bahwa hamba Tuhan tidak boleh bosan dalam memperingatkan jemaatnya dan tidak boleh bosan untuk mengulang suatu ajaran yang dianggap penting. Jemaat juga tidak boleh bosan pada waktu diperingatkan atau pada waktu mendengar sesuatu yang sudah pernah mereka dengar khususnya agar mereka mewaspadai hal-hal duniawi yang dapat mengikat mereka.
- Perbuatan dosa. Paulus menyatakan agar Jemaat Filipi menjauhi perbuatan dosa sambil menangis (Ay. 18b). Mengapa Paulus sedih? Karena orang-orang itu hidup di dalam dosa (Ay. 18c, 19). Karena mereka yang hidup di dalam dosa banyak jumlahnya (Ay. 18c). Karena kesudahan dari orang-orang itu adalah kebinasaan (Ay. 19a).
- Hal yang Harus Disadari dan Diingat (Ay. 20):
- Kewargaan surgawi. Paulus mengatakan bahwa ‘kewargaan kita adalah di dalam surga’. Dengan kata lain, kita adalah Warga Negara Surga. Ini bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dan bukan sesuatu yang harus dihindari. Ini adalah sesuatu yang harus diingat dan disadari. Kesadaran tentang hal ini adalah sesuatu yang penting, karena ini mendasari bahkan mengarahkan kehidupan dan tindakan kita. Karena itu, yang dimaksudkan dengan ‘menyadari’ bukanlah sekedar ‘mengerti’. Kita memang perlu mengerti, tetapi lebih dari itu kita harus selalu menyadari dan mengingat hal itu, sedemikian rupa sehingga hal itu benar-benar mendasari dan mengarahkan hidup kita.
Penutup
Hidup yang penuh kebahagiaan, tanpa masalah merupakan harapan dan impian setiap orang, tetapi tidak selalu kita mengalami hidup yang berbahagia, tanpa persoalan dan tantangan. Siapapun kita, pasti akan mengalami masalah, bahkan ujian. Kehidupan ini seperti musim yang silih berganti, tidak selalu hujan, terkadang juga panas. Begitu pula selama kita hidup, suka dan duka selalu bergantian karena ini merupakan warna dari kehidupan. Biarlah kita boleh menyadarinya agar ketika mengalami masalah atau pencobaan, kita menjadi kuat. Kita tidak akan menjadi kecewa. Ingatlah juga bahwa tidak selamanya kita akan mengalami apapun yang sedang kita alami. Pada waktu-Nya, Tuhan pasti menolong dan memberikan kemenangan.
Dalam menjalani hidup ini yang terpenting adalah bagaimana kita bersikap. Sikap yang kita ambil akan mempengaruhi kehidupan kita. Saat mengalami masalah, janganlah mengeluh atau menjadi pesimis. Keluhan tidak akan menyelesaikan persoalan, sebaliknya justru membuat kita semakin dikuasai oleh masalah tersebut. Jadi, ambillah sikap untuk tetap bersyukur kepada Tuhan. Percayalah bahwa semua yang Tuhan berikan kepada kita itu selalu yang terbaik, dan tidak ada rancangan-Nya yang buruk. Firman Tuhan memerintahkan supaya di dalam keadaan apapun kita senantiasa mengucap syukur. Sikap bersyukur merupakan sikap yang berkenan di hadapan Tuhan dan menjadi salah satu tanda kedewasaan iman kita.
Yang berikutnya, kita harus menjadi pribadi yang kuat di dalam Tuhan: tetap berjuang dan terus maju, walaupun kita mengalami proses atau tantangan. Tetaplah maju sampai kita melihat kemenangan yang Tuhan siapkan bagi kita. Tidak selamanya kita akan mengalami kesedihan, pada waktu-Nya kita pasti akan mengalami sukacita. Walaupun semalaman ada tangisan, menjelang pagi akan terdengar sorak-sorai. Ketika kita mengalami berkat Tuhan, hendaklah kita tetap mengingat bahwa semua itu hanya karena anugerah Tuhan saja dan bukan karena kehebatan kita, sehingga kita tidak akan pernah memegahkan diri sendiri.
Tuhan tidak berjanji bahwa hidup yang kita lalui ini akan mulus, tanpa masalah atau tantangan, namun hidup yang Tuhan berikan bagi kita ini indah, sebab Ia memberikan yang terbaik bagi kita. Walaupun ada masalah, Tuhan akan senantiasa memberikan kepada kita kekuatan dan hikmat, serta jalan keluar untuk setiap permasalahan kita. Jadi, jangan pernah takut dan tawar hati. Setialah dan ikutlah Tuhan dalam keadaan apapun, Tuhan akan memberikan kemenangan. Tuhan memberkati. Amin. [syn].
Pujian: Kj. 376 : 1, 2 Ikut Dikau Saja Tuhan
Rancangan Khotbah: Basa Jawi
(Punika namung rancangan khotbah, saged dipun kembangaken miturut konteks pasamuwan piyambak)
Pambuka
Tiyang ndherek Gusti Yesus punika, gesangipun sami kemawon kaliyan tiyang ingkang mboten pitados dhumateng Gusti Yesus. Artosipun kita ugi sami nglampahi gesang padintenan kados dene tiyang ingkang mboten pitados dhumateng Gusti Yesus. Sisah lan bingah badhe kita alami wonten ing gesang punika. Mboten wonten pesthen/jaminan menawi ndherek Gusti Yesus punika mboten badhe ngraosaken kasisahan lan pacoben gesang. Lajeng punapa bentenipun kaliyan tiyang ingkang mboten pitados dhateng Gusti Yesus? Tamtu kemawon mesti wonten bentenipun. Nalika kita gesang sesarengan Gusti Yesus, kita saged ngraosaken sukabingah, kiyat, ayem tentrem awit kita pitados bilih Gusti Yesus tansah nganthi lan mberkahi kita. Sanadyan kahanan lan gesang kita mboten lepat saking masalah, pakewed, lan kasisahan. Kita tamtu mboten saged miji gesang ingkang sae-sae kemawon, ingkang kalampahan ing gesang kita. Awit sadaya prastawa ingkang kelampahan ing gesang kita punika wonten ing rancanganipun Gusti kangge didik kita dados tiyang langkung kiyat, langkung sae, lan dipun berkahi Gusti. Dados sae pratawa punika bingahaken utawi nyisahaken gesang kita, sadaya kedah kita tampi kanthi ikhlasing manah. Sampun ngantos kita namung remen ing prastawa ingkang bingahaken kemawon, mboten purung kaliyan prastawa ingkang nyisahaken.
Isi
Wonten waosan kita ingkang sepisan nyariosaken Abram ingkang pitados dhumateng Gusti karena lampah gesang ingkang dipun alami. Abram pitados bilih Gusti Allah punika Gusti ingkang nyarengi lan berkahi gesangipun. Piyambakipun ugi tetap pitados sanadyan mboten wonten bukti ingkang ketingal ing socanipun. Awit saking pitados ingkang kados mekaten punika Abram lajeng kaberkahan dening Gusti Allah lan ugi kaleresaken dening Gusti Allah. Ngantos Gusti Allah damel prajanjian kaliyan Abram, inggih badhe paring berkah lan ugi nyerengi gesangipun Abram lan tedhak turunipun ing selaminipun.
Wonten ing waosan kita ingkang kaping tiga, kita tiyang pitados saestu saos sokur karana kita gadhahi Gusti Allah ingkang saestu tresna dhateng kita umat-Ipun. Kita kaajak ningali gesangipun Gusti Yesus lan kakiyataken, mboten gampil nyerah anggen kita nindakaken kesaenan. Wonten ing ayat 31, kacariosaken wonten saperangan tiyang Farisi ing manggihi Gusti Yesus lan mungel, ”Panjenengan kula aturi sumingkir saking ngriki, awit Sang Prabu Herodes badhe ngangkah nyedani Panjenengan”. Kados pundi tanggepanipun Gusti Yesus? Gusti Yesus kanthi raos tentrem nanggepi informasi punika lan mboten bingung/panik. Gusti Yesus tetep nglajengaken lampah-Ipun lan nglajengaken tugas-Ipun ingkang dipun lampahi ngantos rampung sadaya. Gusti Yesus saestu mengertos alangan mboten badhe mandeg. Gusti Yesus ugi mangertos bilih mboten gampil ndadosaken setunggal umat ingkang dipun tresnani dening Gusti Allah wangsul malih ing pangayomanipun Gusti. “Wis makaping-kaping anggonKu arep nglumpukake anak-anakmu, pada kaya babon anggone nglumpukake kuthuk-kuthuk ana ing sangisore swiwine, nanging kowe ora ngolehake.” (Ay. 34).
Sanadyan mboten kaserat, ananging kita saged ngraosaken kados pundi tresnanipun Gusti Yesus dhateng Yerusalem lan umat-Ipun, nggih ugi kita sadaya. Konsekuensi saking putusanipun Gusti Yesus tetep ing Yerusalem saestu awrat sanget. Panjenenganipun badhe katolak, ngraosaken kasisahan, dipun aniaya, lan dipun sedani. Gusti Yesus mutusaken mekaten punika supados Yerusalem kebak tentrem rahayu, kados dene artosipun kutha punika. Nyatanipun Yerusalem malah nolak Gusti Yesus. Kutha ngriku sampun mboten wonten malih raos ajrih kaliyan Gusti Allah. Kutha punika namung kebak ing kaawonan, panindes, lan mejahi tiyang. Yerusalem badhe kecalan kabingahan lan sorak-sorak, namung kawontenan ingkang sepi mampring ingkang wonten.
Paulus wonten waosan kaping kalih, ngemutaken pasamuan ing Filipi supados pitados dhateng Gusti Yesus sarta nglampahi bab-bab ingkang dipun kajengaken Gusti Yesus:
- Bab-bab ingkang kedah dipun lampahi:
- Ndherek Tuladhaning Paulus. Salah satunggaling tujuan kitab suci nyerat gesangipun tiyang saleh ingkang sae supados saged dipun tuladhani ing gesang samangke. Wonten ngriki Paulus paring pitedah supados pasamuwan Filipi nuladhani piyambakipun. Ananging saderengipun nuladhani Paulus, Paulus nyuwun para tiyang pitados nuladhani Gusti Yesus Kristus. Dados patuladan ingkang inggil piyambak inggih punika nuladha Gusti Yesus. Kita ugi ndherek patuladhan saking Paulus, awit Paulus panderekipun Gusti Yesus ingkang sae.
- Ngadeg jejeg wonten ing Gusti Yesus. Wonten kalih prekawis ingkang kita gathosaken saking Filipi 4:1 punika. Sacara mboten langsung, punika nedahaken tiyang ingkang pitados dhateng Gusti Yesus badhe ngalami kathah alangan, reridu supados tiyang pitados punika ambrug. Ananging kita mboten pareng nyerah kaliyan alangan/reridu punika. Kosok wangsulipun, kita kedah ngadeg jejeg. Wonten kathah prekawis ingkang kedah kita tindakaken menawi kita kepingin ngajeg jejeg, inggih punika: sinau terus pangandikanipun Gusti kanthi tekun, seken dedonga, nggadhahi tekad ndherek Gusti Yesus kanthi saestu, sinaosa kahananipun awrat.
- Bab-bab ingkang kedah dipun tebihi:
- Prekawis kadonyan. Paulus ngengetaken pasamuwan Filipi supados mboten bosen ngemutaken piwucalipun Gusti dhateng warganing pasamuan, lan sampun bosen ngimbali piwucal ingkang dipun pandeng penting punika. Punika ugi nedahaken supados pasamuwan mboten bosen nalika dipun emutaken, utawi mboten bosen ing bab piwucal ingkang sampun dipun pirengaken mliginipun tansah waspada tumrap bab-bab kadonyan.
- Tumindak dosa. Paulus paring piwucal dhateng pasamuwan Filipi supados nebihi tumindak dosa kanthi mular. Kenging punapa Paulus sedih? Awit tiyang-tiyang punika gesangipun kebak ing dosa. Awit tiyang ingkang gesangipun kebak ing dosa punika kathah cacahipun. Awit tiyang-tiyang ingkang mekaten punika pungkasanipun badhe tiwas/binasa.
- Bab ingkang kedah dipun sadari lan dipun enget:
- Bab Warga Kratoning Swarga. Paulus memucal bilih kita tiyang pitados punika warga Kratoning Swarga. Punika sanes bab ingkang kedah dipun lampahi utawi dipun inggati. Punika bab ingkang kedah dipun enget. Sadar bilih bab punika saestu penting. Awit punika dados dasar anggenipun kita ngarahaken gesang dhumateng Gusti.
Panutup
Gesang ingkang kebak kabingahan lan tanpa masalah punika dados angen-angen lan impen saben manungsa, ananging mboten mesti kita ngalami gesang ingkang kebak kabingahan, tanpa masalah lan tantangan. Sinten kemawon kita, mesti badhe ngalami masalah lan pacoben. Gesang punika kados musim ingkang silih gumantos , mboten mesti jawah terus, kadang nggih panas. Semanten ugi gesang kita sadaya, badhe ngalami bingah lan sisah gumantosan, supados nalika kita ngadepi masalah utawi pacoben, ndadosaken kita langkung kiyat. Kita mboten badhe cuwa, mboten selaminipun kita ngraosaken sisah, wonten Gusti Allah ingkang paring pitulungan lan kawilujengan dhateng kita.
Nglampahi gesang punika ingkang penting, inggih punika kados pundi kita nyikepi gesang. Sikep ingkang kita putusaken punika wonten akibatipun ing gesang kita. Nalika kita ngadepi masalah sampun namung sambat kemawon, utawi pesimis. Pasambat kita mboten ngrampungi masalah kita, kosok wangsulipun kita malah dipun kuwaosi kaliyan masalah punika. Pramila mangga kita milih sikep tansah saos sokur dhumateng Gusti. Mangga kita sami pitados bilih Gusti Allah mesti paringi berkah dhateng kita umat-Ipun. Sikep saos sokur punika sikep ingkang dipun kersakaken Gusti dados salah satunggaling tanda bilih iman kapitadosan kita diwasa. Selajengipun kita kedah dados tiyang ingkang purun maju, sinaosa kathah alangan lan reridu ing gesang punika, kita tetap maju ngantos kita ningali kamenangan ingkang sampun kacawisaken dening Gusti kangge kita. Mboten selaminipun kita gesang ing kasisahan, badhe wonten titi wancinipun kita badhe ngraosaken kabingahan. Sadaya punika awit berkah saking Gusti, sanes amargi kesagedan kita piyambak.
Gusti Allah mboten prajanji bilih gesang kita badhe sae-sae kemawon, tanpa ngalami masalah utawi tantangan, nanging gesang ingkang kaparingan dening Gusti Allah punika endah, amargi Gusti paring ingkang paling sae dhateng kita sadaya. Sanadyan wonten masalah, Gusti Allah badhe maringi kita kakiyatan lan kawicaksanan, sarta cara kangge ngadepi masalah kita kalawau. Sampun ngantos kita rumaos ajrih dan cuwa, mangga kita tansah setya lan ndherek Gusti wonten ing kahanan punapa kemawon, awit Gusti paring kamenangan dhateng kita. Gusti mberkahi kita. Amin. [syn].
Pamuji: KPJ. 124 Kula Sestu Ndherek Gusti