Khotbah Minggu 16 Juli 2017

4 July 2017

Pekan Wanita GKJW 
 Stola Putih

 

Bacaan 1        : Yesaya 55:10-13
Bacaan 2       : Roma 8:1-11
Bacaan 3       : Matius 13:1-23

Tema Liturgis  : Meyatakan Karya Allah dengan Kekuatan Cinta Kasih
Tema Khotbah : Milih urip ing kayekten Pilih Hidup Dalam Kebenaran.

 

Keterangan Bacaan
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

Yesaya 55:10-13
Bagian ini adalah puncak dari deutero-Yesaya yang merayakan maklumat Koresy dari Persia yang mengijinkan Bangsa Israel yang telah lama terbuang untuk kembali ke tanah perjanjian. Diawali dengan undangan makan dan minum dengan penuh keriaan. Ay.10-13 menyatakan bahwa nubuat kenabian yang telah disampaikan bukanlah perkataan sia-sia. Suara kenabian itu bagaikan salju dan hujan yang turun dari langit yang tidak pernah kembali pada tempatnya berasal melainkan menjadi manfaat saat ia mengairi dan membasahi bumi (ay.10). Suara Kenabian yang berasal dari mulut Allah tidak akan kembali sia-sia, namun akan berhasil (ay.11).  Karena itu, Israel dapat  berangkat dengan sukacita dalam damai. Itu semua adalah tanda kemasyhuran TUHAN yang tidak dapat lenyap.

 

Roma 8:1-11
Bagian surat Roma ini bisa dikatakan memuat teologi Paulus yang sangat padat. Ada dua kata yang mendominasi yaitu daging (sarx) dan roh (pneuma). Penggunaan kata sarx dalam bagian ini tidak bisa digeneralisir, meski kita seringkali mengkonotasikan sarx sebagai sesuatu yang melulu negatif. Misalnya saja di ay. 3, Paulus menggunakan kata sarx dua kali dengan dua makna yang berbeda. Sarx yang disebut pertama dikaitkan dengan hukum Taurat yang kehilangan daya karena keterbatasan daging manusia, sedang sarx yang kedua berhubungan dengan Sang Bapa yang mengutus AnakNya dalam dan serupa dengan manusia. Mulai ay. 5, Paulus lalu menjelaskan prinsip kehidupan dimana sarx selalu menjadi lawan dari pneuma. Jika sumbernya sarx, maka pikiran dan keinginan manusia akan menjadi lawan dari Allah yang adalah Sang Sumber Pneuma. Sebaliknya jika seseorang dikuasai oleh pneuma Yesus, maka pikiran dan keinginannya akan berkenan bagi Allah. Paulus lalu menjelaskan sebuah prinsip mengenai sarx dan pneuma, jika seseorang memilih tidak hidup dalam sarx maka ia akan hidup dalam kuasa pneuma Kristus. Sebaliknya, jika seseorang memilih tetap hidup dalam sarx, pneuma Kristus tak berkuasa atasnya.

 

Matius 13:1-23
Perumpamaan yang kita temui di perikop ini bisa dikatakan sebagai salah satu yang paling terkenal, tentang penabur yang menaburkan benih. Dalam narasi ini kita bisa melihat bagaimana Yesus menggunakan apa yang sangat akrab bagi pendengarnya, untuk menjelaskan sesuatu yang sangat dalam. Di ladang-ladang Palestina saat itu, segera setelah panen para penabur akan ke luar dan menaburkan benih baru ke ladang. Masalahnya, tak semua benih jatuh di tanah yang telah siap. Ada yang jatuh di pinggir jalan dan dimakan burung, ada yang jatuh di tanah berbatu dan segera mati karena tak mampu berakar dan ada pula yang jatuh, tumbuh dan terbunuh dalam himpitan semak duri. Namun yang jatuh di tanah yang telah siap, dapat berbuah sampai seratus kali lipat (ay.8). Perumpamaan ini memang disampaikan Yesus kepada semua orang yang mengerumuninya saat itu, namun arti dari perumpamaan itu hanya disampaikan kepada para muridNya (ay.10-23). Kepada para muridNya, Yesus mengawali penjelasanNya dengan mengatakan bahwa mereka terpilih untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga (ay.11). Lalu Ia melanjutkan dengan memberikan penjelasan bahwa perumpamaan itu menunjukkan sikap dan respon yang berbeda dari para pendengarNya saat diberitakan Kerajaan Sorga. Ada yang tak mengerti sehingga dirampas si jahat, ada yang menerima dan bergembira namun tak berakar dan ada pula yang imannya kalah terhimpit oleh ketakutan dan kekuatiran. Sedang bagi orang-orang yang telah siap menerima firman Kerajaan Sorga itu akan berakar, bertumbuh dan berbuah dengan lebat berkali-kali lipat.

Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Kristus datang untuk mengabarkan firman Kerajaan Sorga bagi semua orang. Hasil atau buah dari firmanNya tergantung dari respon dan kesiapan dari para pendengarNya.

 

BENANG MERAH TIGA BACAAN

Kehidupan adalah sebuah pilihan. Allah telah memilih untuk memberitakan pembebasan dan kemenangan bagi Israel yang ada dalam penderitaan di masa terbuang. Israel pun telah memilih untuk merespon berita pembebasan dari Allah, sehingga mereka dapat bersukacita dalam damai. Pilihan juga harus dibuat oleh tiap pendengar firman Kerajaan Allah. Apakah memilih untuk jadi tanah di pinggir jalan, tanah berbatu, tanah penuh onak duri atau mau menyiapkan diri menjadi tanah yang gembur? Paulus menyatakan bahwa pilihan itu harus diwujudkan dengan memilih hidup dalam pneuma Kristus, sehingga pikiran dan tindakan manusia juga dikuasai oleh Kristus sendiri.

 

RANCANGAN KHOTBAH: Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan. . . bisa dikembangkan sendiri sesuai konteks jemaat)

Jangan Kau Salah Pilih yang Lain!

Pendahuluan

Hidup kita dipenuhi dengan berbagai macam pilihan. Mulai dari hal remeh temeh dan sepele, seperti memilih baju yang dikenakan sampai pilihan yang jauh lebih serius seperti memilih jurusan kuliah atau memilih pendamping hidup. Apapun pilihan yang ada, pastilah mengandung konsekuensi. Jika kita memilih baju yang tak menyerap keringat dengan baik saat bekerja, konsekuensinya adalah kita merasa tak nyaman dan tak optimal dalam bekerja. Saat kita memilih jurusan kuliah yang benar-benar cocok dengan bakat dan minat kita, konsekuensinya kita akan bersemangat belajar dan lulus tepat waktu. Tiap pilihan yang dijatuhkan, memberikan akibat. (Juga dapat diberikan contoh pilihan dan akibat dari pilihan lainnya yang sesuai dengan konteks jemaat di sini)

 

Isi

Bukan hanya kita sebagai manusia yang membuat pilihan, Yesaya menggambarkan bahwa TUHAN pun memilih. Dia memilih untuk membebaskan Israel dari masa pembuangannya, TUHAN memilih untuk menyampaikan berita keselamatan bagaikan salju dan hujan yang turun mengairi bumi, yang menyejukkan dan yang memberi kehidupan. Jelas, TUHAN memilih apa yang baik bagi umatNya meski kadang para umat justru tak mampu mengerti apa kehendak dan maksudNya.

Ketidakmampuan umat untuk memahami maksud TUHAN ini juga dibahas oleh Matius. Yesus dengan sangat cerdas menggunakan peristiwa yang sangat tidak asing untuk pendengarNya untuk menjelaskan hal firman Kerajaan Sorga. Ia menggambarkan firman tentang Kerajaan Sorga itu bagaikan benih yang ditaburkan. Jelas, kualitas dan jenis benihnya sama namun yang menentukan hasil pertumbuhannya adalah tanah di mana benih itu tumbuh. Ada benih yang (sayangnya) jatuh di pinggir jalan, tanah berbatu dan di tengah semak duri. Nasib akhir dari benih itu sama, tak mampu terus tumbuh dan akhirnya mati sebelum menghasilkan buah. Namun benih yang diterima oleh tanah subur, bernasib beda. Ia dapat berakar dengan cukup dalam sehingga ia mampu bertumbuh dengan baik, lalu menghasilkan buah berpuluh kali lipat. Perumpamaan ini juga merujuk pada kemampuan kita untuk memilih jadi tanah seperti apa. Jelas, kita menerima benih dengan kualifikasi dan kualitas yang sama. Namun bagaimana firman Kerajaan Sorga itu bertumbuh, itu tergantung pilihan kita.

Paulus memberikan “juknis” (petunjuk teknis) untuk memilih: hidup dalam pneuma (roh) Kristus. Selama kita hidup dalam pneuma, maka pikiran, tindakan dan juga pilhan kita juga akan sesuai dengan kehendak dan rencana Allah.  Hidup dalam Roh Kristus berarti kita hidup dalam kehendak dan rencana Kristus, dan bukan dalam kehendak atau rencana kita sendiri. Hidup dalam pneuma Kristus berarti kita menyerahkan diri sepenuh dan seutuhnya sebagai milik Kristus. Dengan demikian, sang pneuma sendiri yang akan memimpin hidup kita ke dalam kebenaran.

 

Penutup

Bapak J.B. Banawiratma (Profesor di Fakultas Teologi UKDW Yogyakarta) pernah berujar, yang paling sulit bukanlah memilih antara yang baik dan benar atau yang jahat dan salah. Karena tiap orang pasti mampu membedakannya dengan sangat mudah, semudah membedakan putih dari hitam. Masalahnya adalah memilih antara hal yang benar atau hal yang salah namun dilakukan oleh semua orang. Kebenaran Kristus adalah patokan yang seyogyanya kita miliki sebagai orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus. Agar pikiran, perkataan, tindakan dan pilihan kita mencerminkan kebenaran Kristus. Selamat memilih dalam kebenaran. Amin. (Rhe)

 

Nyanyian: KJ 441

 —

RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi

Pambuka

Gesang kita punika kebak kaliyan warni-warni pilihan. Wiwit ingkang remeh lan sepele, kados milih rasukan ingkang kaagem ngantos pilihan ingkang langkung wigatos kados milih jurusan kuliah utawi milih sisihan/ calon jodho. Punapaa pilihanipun, mesthi ngandhut konsekwensi (pitumbas, temahan). Menawi kita milih ageman ingkang boten nyesep kringet kangge nyambut damel, temahanipun kita rumaos boten sekeca lan boten saged kanthi sengkut nyambut damel. Menawi kita milih jurusan kuliah ingkang saestu cocok kaliyan bakat lan karemenan kita, temahanipun kita badhe sinau kanthi sengkut lan lulus pas ing titi wancinipun. Saben pilihan ingkang dipun pundhut, mesthi wonten temahanipun. (pengkhotbah saged ngaturaken conto pilihan lan konsekwensi sanes cundhuk kaliyan kawontenan pasamuwan ing ngriki)

 

Isi

Boten namung kita manungsa ingkang namtokaken pilihan. Yesaya nggambaraken bilih Gusti ugi milih. Panjenenganipun milih tumindak kangge ngluwari Israel saking pambucalan, Gusti milih ngundhangaken pawartos karahayon pindha salju lan jawah ingkang tumurun nelesi bumi, ingkang nyegeraken lan nuwuhaken pigesangan. Cetha, Gusti milih punapa ingkang sae kagem umatipun, nadyan kadhang kala para umat boten kwagang nggagapi karsanipun Gusti.

Anggenipun umat boten saged mangertos karsanipun Gusti punika dipun jlentrehaken dening Mateus. Gusti Yesus saestu wikan (cerdas) ngginakaken lelampahan ingkang sampun kulina sanget tumrap para pamiyarsanipun kagem nerangaken sabdaning Kraton Swarga. Panjenenganipun nggambaraken sabda bab Kraton Swarga punika pindha wiji ingkang kasebar. Cetha, kwalitas lan jinising wijinipun sami, nanging ingkang namtokaken tuwuhipun nggih punika siti papan sumebaring wiji punika. Wonten wiji ingkang -emanipun- dhawah ing pinggir margi, siti ingkang kebak sela lan ri. Nasibipun wiji punika sami, boten saged tuwuh lestantun lan wusananipun pejah saderengipun ngedalaken woh. Nanging wiji ingkang dhawah ing siti ingkang subur, nasibipun benten. Wiji punika ngoyot kanthi lebet temah saged tuwuh kanthi sae lajeng ngedalaken woh matikel-tikel. Pasemon punika ugi nantang kasagahan kita kangge milih dados siti ingkang kados pundi. Kita mesthi nampi wiji kanthi kwalitas ingkang sami. Nanging kados pundi sabda Kraton Swarga punika tuwuh, punika gumantung dhateng pilihan kita.

Rasul Paulus paring pitedah kangge milih: gesang ing pneuma (roh) Kristus. Menawi kita gesang ing pneuma, penggalih, tumindak lan ugi pilihan kita ugi badhe selaras kaliyan rancangan lan karsanipun Allah. Gesang ing Rohing Sang Kristus ateges kita gesang manut rancangan lan karsanipun Sang Kristus, sanes manut pikajeng lan rancangan kita piyambak. Gesang ing pneuma Kristus ateges kita masrahaken dhiri sawetahipun minangka kagunganipun Sang Kristus. Kanthi mekaten, Sang pneuma pribadi ingkang mimpin gesang kita dhateng kayekten.

 

Penutup

Bapak J.B. Banawiratma (Profesor ing Fakultas Teologi UKDW Yogyakarta) nate ngandika, “sing paling angel kuwi dudu milih antarane sing becik lan bener atawa sing ala lan luput. Marga saben wong mesthi bisa kanthi gampang mbedakke, kaya mbedakke putih saka ireng. Masalahe milih antarane bab kang bener utawa luput nanging dilakoni dening wong kabeh.” Kayektenipun Sang Kristus punika pathokan ingkang sayogya kita ugemi -minangka tiyang-tiyang ingkang ngaken dados pendherekipun Sang Kristus- supados penggalih, pitembungan, tumindak lan pilihan kita mratelakaken kayektenipun Sang Kristus. Sugeng milih kayekten. Amin. [terj. st]

 

Pamuji: KPK 101:1,2,3.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak