GKJW sebagai Gereja yang Mandiri dan Menjadi Berkat Khotbah HUT Ke-88 GKJW

26 November 2019

Bacaan 1         :  Kejadian 15 : 1 – 18
Bacaan 2 
       :  Matius 12 : 33 – 37
Tema Liturgis
  :  Siap Sedia Menyambut Kedatangan Kristus dengan Pengharapan
Tema Khotbah :  GKJW sebagai Gereja yang Mandiri dan Menjadi Berkat.

Keterangan Bacaan :
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

 Kejadian 15 : 1 – 18

Kejadian 15 merupakan bagian dari seluruh kisah Abram yang memperlihatkan tindakan Allah sebagai pembuat perjanjian. Allah secara aktif datang kepada Abram dan meyakinkan Abram bahwa Dia akan membuktikan perjanjiannya tetapi dengan syarat Abram harus percaya dan setia kepada-Nya.

Perjanjian itu dikisahkan dalam bentuk penampakan Allah (theophania) kepada Abram, suatu pengalaman yang menentukan hidup Abram sendiri. Janji tanah yang diberikan itu (Kej. 15:1-21), disampaikan dalam bentuk perjanjian yang dikukuhkan dengan sumpah.

Hal ini merupakan suatu perkembangan dari Kej. 12:7 dan 13:14-15, 17. Berdasarkan sistematika tulisannya, Kej. 15:1-21 ditulis oleh tradisi Yahwis (J) dan diambil dari kisah suku-suku seminomaden mengenai hubungan erat dan personal dengan Allah yang mereka percaya. Tradisi ini muncul dalam cerita-cerita rakyat di Timur Tengah mengenai Perjanjian antara raja dan rakyat, perjanjian dengan para raja tetangga.

Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh bagian Kej. 15 melukiskan sikap Abram yang baru menjadi kenyataan sepenuhnya di kemudian hari. Janji kepada Abram pada ayat 5 dan 18 akan diulang lagi di gunung Sinai kepada Musa (bdk Kel. 32:13). Allah tidak pernah mengingkari janji-janji-Nya.

Matius 12 : 33 – 37

Hati yang baik akan menghasilkan perkataan yang baik, demikian sebaliknya hati yang tidak baik akan menghasilkan perkataan yang tidak baik. Itulah yang Tuhan Yesus maksudkan dalam ayat 33, “Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal”.

Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang-orang Farisi sebagai keturunan ular beludak (ayat 34), yang tidak mungkin dapat berkata baik karena hati mereka dipenuhi kejahatan. Ular beludak adalah ular dengan diameter yang tidak besar, tidak panjang, kulitnya indah dan licin tetapi lidahnya penuh bisa yang mematikan. Dari luar tampak indah namun di dalam penuh kebusukan. Jika di dalam hati sudah dipenuhi hal-hal kebusukan maka ucapan yang ke luar juga adalah kebusukan.

 

RANCANGAN KHOTBAH:  Bahasa Indonesia

Pendahuluan

Jemaat kekasih Tuhan, pada hari ini GKJW genap berusia 88 tahun. Sebuah usia yang cukup matang bahkan renta jika bandingannya adalah manusia. Namun juga dapat dikatakan usia yang cukup matang bahkan muda jika dibandingkan dengan beberapa organisasi atau kota/kabupaten atau beberapa negara yang usianya mencapai ratusan tahun. Terlepas dari cara pandang tersebut, cukup penting untuk menghayati kasih dan penyertaan Tuhan Sang Kepala Gereja yang sejati dalam perjalanan hidup GKJW hingga saat ini. Hal penting lainnya adalah meresapi sejauh mana kehidupan beriman GKJW sebagai gereja Tuhan dalam mengarungi kehidupan anugerah-Nya ini.

 Isi

Jemaat yang dikasihi Tuhan, ada dua Janji Tuhan kepada Abram yang memanggilnya keluar dari negerinya Ur-Kasdim, pertama, menjadi bangsa yang besar dan juga tanah Perjanjian. Namun melihat kenyataan yang dilihat dan dirasakan oleh Abram, muncul pertanyaan yang mengganjal dalam dirinya, “Bagaimana aku akan menjadi bangsa yang besar, sementara aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak?” Pertanyaan ini dijawab Tuhan dengan meyakinkannya melalui tanda bintang di langit. Seperti banyaknya bintang di langit, demikianlah banyak keturunanya. Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memiliki tanah itu, sebab di tanah yang ditunjukkan Tuhan itu telah berdiam bangsa-bangsa lain. Pertanyaan inilah yang dijawab Tuhan bahwa walaupun perjanjian ini dinyatakan kepada Abram, namun keturunannyalah yang akan menduduki tanah yang dijanjikan itu. Bahkan keturunannya juga harus terlebih dahulu mengalami masa-masa yang sulit, yaitu diperbudak dan dianiaya selama empat ratus tahun.

Jemaat kekasih Tuhan, ada hal yang menarik dari kisah perjanjian Tuhan dengan Abram. Hal pertama, kisah tersebut menunjukkan betapa kehidupan manusia tidak terlepas dari rasa kuatir. Hidup yang kita amini sebagai bagian dari rancangan Tuhan masih sering diwarnai hal-hal yang secara manusiawi menghadirkan rasa kuatir dalam diri kita. Abram sebagai pribadi yang diperkenan untuk berkomunikasi dengan Tuhan secara langsung, menerima perintah dan janji-Nya, juga masih merasakan kekuatiran dalam hidupnya. Melalui kisah perjanjian Tuhan dengan Abram ini kita diajak untuk belajar bahwa kekuatiran adalah hal yang manusiawi. Bersama dengan itu kitapun diajak untuk terus mengingat dan menyadari bahwa janji penyertaan dan berkat dari Tuhan bagi umat-Nya adalah tetap, ya dan amin.

Hal kedua yang menarik dari kisah perjanjian Tuhan dengan Abram adalah suatu pembelajaran bahwa janji Tuhan bagi umat-Nya tidak dapat dibatasi ruang dan waktu serta cara yang hanya terpikirkan secara manusiawi. Tuhan Maha Besar. Janjinya yang tetap, ya dan amin bagi umat-Nya tetap harus dipahami menjadi sebuah bagian utuh dari ke-mahabesar-an dan ke-mahakuasa-an Tuhan. Hal ini nampak dalam kisah perjanjian dimana perjanjian memiliki tanah perjanjian memang dinyatakan kepada Abram akan tetapi keturunannya-lah yang akan menduduki tanah yang diperjanjikan itu. Itupun harus diawali dengan pengalaman akan masa-masa sulit selama ratusan tahun. Jika demikian siapakah yang bisa bertahan untuk setia atas janji yang ruang, waktu dan caranya merupakan misteri besar? Janji Tuhan bagi umat-Nya yang ruang, waktu dan caranya merupakan misteri besar juga beriring dengan berbagai perkara hidup. Berbagai perkara hidup baik yang positif maupun negatif silih berganti menghampiri manusia dalam perjalanan hidupnya. Hal ini juga bisa menjadi kendala bagi manusia dalam kesetiaan memegang janji Tuhan dalam kehidupanNya. Tentu saja yang dapat bertahan adalah orang-orang yang taat dan setia kepada Tuhan.

Ketaatan dan kesetiaan akan menghasilkan hal-hal baik dalam perjalanan hidup seseorang. Alkitab menggunakan istilah buah yang baik. Buah-buah yang baik itulah yang akan semakin mengokohkan ketaatan dan kesetiaan seseorang dalam menantikan dan untuk terus hidup dalam naungan janji Tuhan. Sebab dari buah-buah yang baik itulah sesamanya akan mengetahui siapakah diri seseorang itu. Dan dalam dunia psikologi sosial, penilaian orang lain terhadap diri seseorang dapat memperkokoh prinsip, identitas atau jati diri yang dimiliki oleh orang tersebut.

Penutup

Jemaat yang dikasihi Tuhan, sebagai persekutuan orang percaya GKJW saat ini memperingati HUT ke-88. Tentu banyak hal yang dialami oleh seluruh bagian dari GKJW dalam perjalanan kehidupan ini. Suka maupun duka, jatuh-bangun menghadapi berbagai situasi dan kondisi kehidupan menjadi dinamika perjalanan GKJW selama 88 tahun ini. Satu hal yang patut untuk terus kita pahami dan kita imani adalah Tuhan yang berkenan gereja ini lahir, tumbuh dan berkembang adalah Tuhan yang setia. Janji penyertaan-Nya tidak lekang oleh waktu. Kita dipanggil untuk setia berada di jalan Tuhan dan terus menghasilkan buah-buah yang baik dalam perjalanan hidup bergereja. Dari buah-buah yang baik itu banyak pihak yang merasakan kasih Tuhan dalam kehidupannya. Kerinduan untuk menjadi gereja Tuhan yang mandiri serta menjadi berkat dapat terwujud demi kemuliaan nama-Nya. (AA).

 

Pujian :  KJ.  375


RANCANGAN KHOTBAH:  Basa Jawi

Pambuka

Pasamuan ingkang dipun tresnani Gusti,

Ing dinten punika GKJW genep yuswo 88 taun. Yuswo ingkang sampun mateng malah sampun sepuh bilih dipun bandingaken kaliyan manungsa. Nanging ugi saged dipun wastani yuswo ingkang taksih enem bilih dipun bandingaken kaliyan perangan organisasi utawi kutha/kabupaten utawi perangan negari ingkang yuswanipun ngantos atusan taun. Luwar saking cara pandeng punika, penting kangge kita ngraosaken katresnan lan panganthining Gusti Allah Sesirahing Greja ingkang sejatos salebeting GKJW ngantos wekdal punika. Perkawis penting sanesipun inggih punika ngraosaken ngantos dumugi pundi gesanging iman GKJW minangka Grejaning Gusti Allah salebeting gesang wonten sih rahmating Gusti punika.

Isi

Pasamuan ingkang dipun tresnani dening Gusti,

Gusti Allah maringi kalih janji dateng Rama Abram ingkang dipun timbali medhal saking negerinipun Ur-Kasdim. Janji kaping sepisan, dadosaken Rama Abram lan tedhak turunanipun dados bangsa ingkang ageng lan maringi tanah Prajanjian. Nanging ningali kasunyatan ingkang dipun raosaken Rama Abram, wonten pitakenan ing salebeting manahipun, “Kados pundi kula dados bangsa ingkang ageng, bilih sekedap malih kula badhe mati lan boten nggadah anak?” Pitakenan punika dipun wangsuli Gusti Allah sarana nedahaken pratanda lintang ing langit, kados kathahing lintang ing angkasa, mekaten tumrap tedhak turunipun rama Abram. Pitakenan selajengipun, “Saking pundi kula mangertos bilih tanah punika dados gadhahan kula, bilih ing tanah punika kapanggenan bangsa-bangsa sanes? Gusti Allah mangsuli pitakenan rama Abram, senajan tanah prajanjian punika dipun janjiaken dateng Abram, ananging tedhak turunanipun ingkang badhe manggeni tanah prajanjian punika. Tedhak turunipun ugi kedah nglangkungi wekdal-wekdal ingkang ewet, inggih punika dados budak lan dipun aniaya salami 400 tahun.

Pasamuan ingkang dipun tresnani Gusti,

Wonten perkawis ingkang menarik saking cariyos prajanjinipun Gusti Allah dateng Abram. Kaping sepisan, cariyos punika nedhahaken bilih gesanging manungsa punika boten lepat saking raos kuwatos. Gesang ingkang dipun yakini minangka rancanganing Gusti asring dipun isi kaliyan babagan sacara kamanungsan ingkang ngundang raos kuatos ing salebeting gesang kita. Abram minangka pribadi ingkang dipun parengaken mbangun komunikasi sacara langsung kaliyan Gusti Allah ugi taksih ngraosaken kuatos ing gesangipun. Lumantar cariyos prajanjinipun Gusti Allah dateng rama Abram, kita dipun ajak sinau bilih kuatos punika bab ingkang manusiawi. Saking ngriku, kita dipun ajak sami ngenget lan nyadari bilih janji panganthi lan berkah saking Gusti kangge umatIpun tetep, ya lan amin.

Kaping kalihipun ingkang menarik saking cariyos prajanjinipun Gusti Allah dateng rama Abram inggih punika, kita saged sinau bilih janjinipun Gusti Allah kangge umatIpun boten saged dipun batesi sarana ruang lan wekdal sarta cara pikir kamanungsan. Gusti Allah Maha Agung. Janjinipun ingkang tetep, ya lan amin kangge umatIpun kedah dipun pahami minangka bagian ingkang utuh saking kaagungan lan kuwaosipun Gusti Allah. Perkawis punika ketingal ing cariyos prajanjian punika, ing pundi prajanji bab tanah prajanji dipun aturaken dateng rama Abram nanging tedhak turunipun ing tembe dinten ingkang manggeni tanah punika. Bab punika saged kelampahan senajan ing wiwitan tedhak turunipun rama Abram kedhah nglampahi wekdal-wekdal ingkang rekaos ngantos atusan tahun. Bilih kados mekaten sinten ingkang saged tahan tansah setya tuhu dateng janji ing pundi wekdal lan caranipun taksih dados misteri ageng? Prajanjinipun Gusti Allah kangge umatIpun ingkang dados misteri ingkang ageng, sinarengan kaliyan perkawis gesang ingkang dipun adepi umat. Maneka warni perkawis gesang sae perkawis ingkang positif lan negatif gumantosan ing salebeting gesangipun manungsa. Perkawis punika saged dados halangan kangge manungsa saged setya tuhu dateng prajanjinipun Gusti ing salebeting gesangipun. Temtu kemawon ingkang saged tahan inggih punika tiyang-tiyang ingkang taat lan setya tuhu dateng Gusti Allah.

Kataatan lan kasetyan badhe nuwuhaken perkawis-perkawis ingkang sae salebeting gesang kita. Alkitab ginaaken istilah woh ingkang sae. Woh-wohan ingkang sae punika badhe langkung ngiyataken raos taat lan setya kita anggen kita ngrantos lan gesang ing salebeting prajanjining Gusti Allah. Karana saking woh-wohan ingkang sae punika, sesami kita saged mangertos sinten kita punika. Ing ilmu psikologi sosial, cara pandeng tiyang sanes dateng kita saged ngiyataken prinsip, identitas, utawi jati diri ingkang wonten kita.

Panutup

Pasamuan ingkang dipun tresnani Gusti Yesus,

Minangka patunggilaning para tiyang pitados, GKJW wekdal punika mengeti HUT kaping 88 taun. Tamtunipun sampun kathah perkawis ingkang dipun alami kaliyan GKJW ing lampah gesangipun. Suka bingah lan sisah, dawah lan jumeneng malih ngadepi maneka warni kahananing gesang dados dinamika lampahing GKJW ngantos 88 taun punika. Setunggal perkawis ingkang kedah kita pahami lan imani inggih punika Gusti Allah ingkang  ngersaaken GKJW lair, tuwuh lan ngrembaka punika Gusti Allah ingkang setya. Janji panganthinipun boten kawates wekdal. Kita dipun timbali setya ing margining Gusti lan tansah ngedalaken woh-wohan ingkang sae salebeting lampah gesang kita ing pasamuan. Saking woh ingkang sae punika kathah pihak ingkang ngraosaken katresnanipun Gusti Allah ing gesangipun. Raos kangen dados grejanipun Gusti Allah ingkang mandiri sarta dados berkah saged kawujudaken kagem kamulyanipun asmaNipun.  (AR).

 

Pamuji : KPJ 176 : 1, 2, 3 

Renungan Harian

Renungan Harian Anak