Slogan ‘Niat baik saja tidak cukup’ ini saya peroleh dari membaca sebuah artikel di sebuah majalah dan menginspirasi saya untuk saya tulis di buku panduan ‘Crash Programme Pendeta Angkatan 2016’, sebagai sebuah nasihat bagi para calon pendeta agar dapat berkontribusi positif tinggal bersama di asrama, sebagai bagian dari sebuah dinamika untuk meraih cita-cita dan idealisme calon pendeta.
Mengapa ‘Niat baik saja tidak cukup’? Semoga anda sependapat dengan saya, jika saya mengatakan bahwa setiap orang memiliki niat baik dalam rangka membangun kualitas hidup, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi sesamanya manusia dan lingkungannya secara utuh. Namun tidak semua orang berhasil mewujudkan niat baik tersebut, sebab tidak sedikit orang yang tidak tahu bagaimana cara untuk mewujudkan niatnya yang baik itu.
Bercita-cita menjadi pendeta Greja Kristen Jawi Wetan merupakan salah satu contoh niat baik tersebut. Baik, sebab dengan menjadi pendeta GKJW dapat ikut serta mengambil tugas dan tanggung jawab gerejawi secara penuh waktu. Tidak cukup jika anda berhenti pada niat dan cita-cita menjadi pendeta GKJW. Anda harus memiliki motivasi yang jelas, semangat untuk dapat mewujudkannya, dan bersedia melalui berbagai proses antara lain membuat karya tulis ‘Jika aku menjadi pendeta GKJW’, seleksi berupa wawancara, psychotest, dan kesehatan. Kini tiba saatnya anda mengikuti sejumlah kegiatan belajar selama sebelas bulan ke depan dan tinggal bersama di asrama CPPA.
Tinggal bersama di asrama, menurut saya, merupakan sebuah pengalaman yang memperkaya kualitas hidup kita. Dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing calon pendeta maka seringkali hidup bersama tidak selalu sesuai dengan gambaran ideal kehidupan calon pendeta. Masing-masing calon pendeta dapat saling membantu, menghibur, menguatkan, membahagiakan, namun juga dapat saling melukai dan menyakiti. Dua hal terakhir ini dapat mengganggu proses membangun persaudaraan dan kerjasama.
Beberapa hal berikut ini menambah bekal anda untuk dapat berkontribusi positif membangun pribadi religius yang ceria, bahagia, tahan uji, dan bertumbuh:
- Mengenal diri dan sesama calon pendeta. Kehadiran atau keberadaan sesama calon pendeta dapat menolong kita untuk mengetahui kekurangan diri kita sendiri.
- Mengembangkan konsep diri yang positif agar dapat bertumbuh secara optimal (tidak perlu minder).
- Melengkapi diri agar dapat hadir sebagai pribadi yang rendah hati, dapat menjadi teladan baik, kasih kepada sesama, saleh, hati-hati, lembut hati, teguh, memiliki bekal cukup tentang kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, giat dan tabah, mampu mempercayai sesama, sederhana, dan sabar.
Tempat tinggal (asrama) kita di Gedung Coenraad Laurens Coolen Jl. S.Supriadi no. 18 Malang, mulai hari Senin tanggal 15 Februari 2016 s/d Jumat tanggal 23 Desember 2016, kecuali pada hari libur yakni setiap bulan sekali dan libur Hari Raya Idul Fitri (Senin 4 Juli s/d Sabtu 9 Juli 2016). Selain kegiatan pembelajaran, para calon pendeta akan melakukan beberapa kegiatan berikut ini:
- Bersama bapak asrama memilih ketua dan wakil ketua asrama.
- Bersama bapak asrama membuat peraturan asrama yang wajib dipatuhi oleh semua penghuni.
- Bersama ketua asrama dan wakil ketua asrama menyusun daftar tugas harian (‘korve’), untuk mengatur meja makan, membersihkan asrama, kerja bakti, dll.
- Secara bergantian memimpin ibadah malam (didampingi oleh para pendeta, secara bergantian, yang bertempat tinggal di kompleks kantor MA GKJW).
- Merapikan dan membersihkan (a.l. menyapu dan mengepel lantai) kamar tidur masing-masing.
- Secara bergantian (sesuai daftar tugas harian) merapikan dan membersihkan (a.l. menyapu dan mengepel lantai) ruang tamu dan ruang tengah.
- Bertanggungjawab atas kebersihan dan kerapian pakaian pribadi.
- Mengisi ‘Buku Catatan’ di Pos Satpam (tentang keluar – masuk kompleks MA GKJW).
- Menjaga ketenangan, kenyamanan, dan keamanan bersama sesama penghuni asrama.
Nah, benar kan, bahwa niat baik saja tidak cukup? Dibutuhkan langkah-langkah berikutnya untuk mewujudkan niat tersebut. Semoga bermanfaat.