Bacaan : Yehezkiel 18 : 25 – 32 | Pujian: KJ 467
Nats: “Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya.” [ayat 30]
Time out adalah salah satu strategi pengasuhan anak (parenting) yang dapat digunakan untuk mendidik anak memahami tentang perilaku apa yang bisa diterima dan perilaku apa yang tidak bisa diterima. Time out dilakukan dengan cara menjauhkan anak selama waktu tertentu dan di tempat tertentu dari hal-hal yang disukainya (seperti acara TV, mainan, dll), jika dia melakukan perilaku yang tidak bisa diterima. Perilaku-perilaku yang berujung pada time out harus dikomunikasikan pada anak terlebih dahulu, contohnya adalah memukul teman, melempar mainan, berkata kasar dan perilaku-perilaku lain yang tidak bisa diterima. Waktu time out harus disesuaikan dengan usia anak, yang ideal adalah satu menit per satu tahun usia anak dengan maksimal waktu 5 menit. 3 menit time out adalah waktu yang ideal untuk anak usia 3 tahun, sedang 5 menit adalah waktu ideal untuk anak berusia 5-8 tahun. Tempat time out juga harus aman namun juga adalah tempat yang membosankan bagi anak sehingga anak tidak teralih perhatiannya. Para tokoh parenting masih berpendapat bahwa time out adalah strategi punishment (hukuman) yang paling mendidik terutama jika dibandingkan hukuman fisik seperti dipukul atau dijewer. Strategi ini dapat berhasil jika diimbangi dengan reward (penghargaan) dan perhatian yang seimbang dari orangtua. Pendidikan anak yang menganut asas keadilan.
Bacaan kita hari ini juga menunjukkan bagaimana TUHAN bertindak adil dalam mendidik umatNya. Melalui firman-Nya pada Yehezkiel, TUHAN menyatakan bahwa penghukuman yang dijatuhkan-Nya sesuai dengan tindakan masing-masing orang. Seorang Ayah tidak akan dihukum atas tindakan anaknya, dan seorang anak juga tidak akan dihukum atas tindakan Ayahnya. Orang yang berbuat benar akan menerima upah orang benar, dan orang fasik akan menerima upah kefasikkannya (ay.20). Jelas, swarga neraka ora isa nunut, tanggung dhewe-dhewe!
Bagaimana tindakan kita selama ini, tindakan fasik atau benar? Mari belajar dalam didikan TUHAN, agar kita makin bijaksana. [Rhe]
“Pencapaian tertinggi seorang pelajar adalah kemampuan untuk bertanggungjawab dan kemandirian diri.” (Maria Montessori)