Bacaan : Zakharia 2 : 6 – 13 | Pujian : KJ 413 : 1, 3
Nats: “Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengah-tengahmu, …” (ay. 10)
Salah satu hal yang saya ingat saat menjadi seorang mahasiswa teologi UKDW Yogyakarta adalah pesan dari beberapa pendeta GKJW yang mengunjungi saya dan teman-teman. Pesannya, “Belajarlah dengan sungguh-sungguh, luluslah segera dengan hasil yang baik, dan kembalilah melayani Tuhan di GKJW. GKJW membutuhkan kalian.” Saya bahagia ketika dapat lulus tepat waktu dan ikut serta kembali melayani di GKJW. Ada perasaan sukacita dari dalam hati, setelah kurang lebih 5 tahun hidup di perantauan, pada akhirnya dapat kembali mengabdikan diri dan pulang kembali ke GKJW.
Perasaan yang sama mungkin juga dialami oleh bangsa Israel saat mereka kembali ke tanah Kanaan setelah sekian lama mereka harus hidup di tanah Babel. Melalui nabi Zakharia, Tuhan Allah berkenan memanggil umat-Nya yang ada di tanah pembuangan Babel untuk kembali ke tanah perjanjian Kanaan. Allah telah mengampuni dosa dan kesalahan bangsa Israel dan Yehuda. Allah memulihkan kehidupan umat-Nya. Karena itulah nabi Zakharia menyerukan ajakan kepada bangsa Israel untuk kembali ke Sion, tanah kelahiran bangsa Israel. Ia mengajak segenap bangsa Israel bersorak-sorai dan bersukacita karena Tuhan ada dan tinggal diam di tengah-tengah umat-Nya. Tuhan telah memulihkan kembali keadaan Israel dengan menyelamatkan mereka dari bangsa Babel dan menuntun mereka kembali ke tanah perjanjian Kanaan.
Peristiwa Allah memanggil dan menyelamatkan umat-Nya tidak hanya terjadi pada masa bangsa Israel saja. Hingga kini pun Allah senantiasa memanggil dan menyelamatkan kita dari kuasa dosa. Tuhan menuntun dan mengarahkan langkah hidup kita dari gelap menuju terang. Tuhan mengasihi kita yang dengan sungguh bertobat, kembali kepada-Nya. Di sinilah setiap orang yang diselamatkan Allah akan merasakan sukacita, bahagia, dan damai sejahtera. Akan ada sorak-sorai, puji-pujian, dan ucapan syukur kepada Tuhan atas keselamatan dari pada-Nya. Oleh karena itu hendaknya kita selalu ingat bahwa oleh kasih karunia dan anugerah-Nya sajalah kita diselamatkan. Kesukacitaan atas keselamatan Allah hendaknya membawa perubahan hidup kita untuk dapat melakukan hal-hal yang terbaik dalam hidup ini. (AR)
“Kembalilah kepada Allah maka damai sejahtera dan sukacita ada padamu!”