Bacaan: Roma 11:33-36 | Pujian: KJ 416
Nats: “Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya.” (ay.33)
Seorang pengembara menemukan sebongkah batu di dalam perjalanannya. Saat istirahat, sang pengembara menyempatkan untuk menggosok batu tersebut dengan hati-hati. Lambat laun, batu yang sebelumnya berbentuk tidak beraturan dan kasar, menjadi halus dan indah. Pada kesempatan yang lain, sang pengembara rupanya menemukan sebuah mutiara, benda yang lebih indah serta lebih berkilauan. Oleh sang pengembara, mutiara diletakkan bersama-sama dengan batu dalam satu kantong, maka amat bahagialah sang batu karena dia mendapatkan teman. Selang beberapa waktu, sang pengembara mengambil mutiara tersebut. Bisa ditebak, bagaimana reaksi si batu? Dia mengajukan protes kepada sang pengembara karena mengambil mutiara tersebut dari sisinya. Sang pengembarapun menjawab “ah..batu, tidak ingatkah engkau akan keberadaanmu sebelum engkau kuambil. Tidakkah kau merasa bahwa hidupmu yang sekarang jauh lebih baik dari pada dulu?”
Kita tidak pernah mampu menyelami kehendak Allah Bapa. Dan sering kali kita merasa kehilangan kasih sayang Tuhan ketika sesuatu di ambil dari kita. Respon kita sering kali seperti respon yang juga ditunjukkan oleh sang batu ketika mutiara yang indah diambil dari sisinya. Kita sering kali lupa, bahwa keberadaan kita hingga saat ini merupakan anugerah Tuhan yang menjadi bukti nyata bahwa kasihNya adalah kasih yang mengubahkan kita ke arah yang lebih baik. Sekalipun kita tidak mengetahui rancanganNya, sekalipun terkadang keputusan Tuhan membingungkan atau menakutkan, sekalipun kita masih harus menebak-nebak kemana berakhirnya jalan yang dipersiapkan Tuhan untuk kita, tetapi tetap percayalah! Dia sedang mengubah kita dari sebongkah batu yang jelek dan kasar menjadi batu yang halus dan indah. Jangan marah jika ada sesuatu yang kita sukai diambil dari kita! Pada saatnya kita pun akan diambil dari antara yang menyukai kita. RancanganNya bukan rancangan kecelakaan, bukan? [Ardien]
“Tak ku tahu kan hari esok, namun langkahku tegap.”