Bacaan : 2 Korintus 4 : 1 – 12 | Pujian: KJ 387
Nats: “…karena itu kami tidak tawar hati.” [ayat 1]
Soichiro Honda sempat ditertawakan teman-temannya karena keputusannya untuk keluar dari pekerjaan. Mencoba mandiri dan merintis usaha ring piston, namun sempat gagal. Produk buatannya sempat ditolak oleh perusahaan Toyota dengan alasan tidak memenuhi standart. Soichiro Honda bersusah payah mengelola diri dan mencoba untuk melalui hambatan dan frustasi yang dialami sehingga membawanya pada keberhasilan mendirikan perusahaan kendaraan Honda, merk kendaraan yang saat ini sangat dikenal oleh hampir semua orang.
Mengelola diri senantiasa agar pribadi kita tidak terus-menerus tenggelam dalam kegagalan, kesedihan dan keterpurukan menjadi begitu penting agar hati kita tidak menjadi tawar. Kalau hatinya sudah tawar, maka kehidupan pun akan menjadi tawar, tanpa rasa, tidak menarik, membosankan, menjemukan. Rasul Paulus pun berusaha mengelola tawar hatinya. Ketika ada pihak yang menyerangnya dengan tuduhan yang menyangsikan semangat pelayananya, dia mencoba mengelola hatinya dengan semangat bahwa pelayanan yang diterima dan dijalani semata-mata karena kemurahan Tuhan (ayat1), bukan semata-mata karena dicari oleh Rasul Paulus. Hal itu menguatkan imannya, mengobati hatinya dan mempertegas gerak langkahnya.
Ada banyak kejadian dalam hidup yang menjadikan kita sedih, jengkel, marah, terluka. Apabila perasaan tersebut tidak kita kelola dengan baik, bukan tidak mungkin kita menjadi tawar hati dan kehilangan pemaknaan keindahan hidup. Kalau sudah tawar hati, hidup menjadi tidak bergairah, tidak ada semangat, bahkan tidak ada keinginan untuk melakukan aktifitas apa pun. Mari seperti Paulus, tetap tangguh menjalani hidup serta menghayati kemurahan Tuhan di dalam hidup. Hidup adalah anugerah yang sepatutnya dinikmati. Tuhan ingin hidup kita berasa bukan tawar rasa. [Ardien]
“Hidup adalah tantangan, hadapilah! Hidup adalah keindahan, kagumilah! Hidup adalah tugas, tekunilah! Hidup adalah misteri, takjubilah!” (Dr. Andar Ismail)