Responnya Jangan Terbalik

1 April 2017

Bacaan : Lukas 24 : 44 – 53 | Pujian: KJ 287
Nats: “Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan bersukacita.” [ayat 52]

Apa yang saudara bayangkan apabila bertemu dengan orang atau beberapa orang yang tertawa terbahak-bahak saat berada dalam suasana duka? (misalnya kasus kematian, korban kebakaran, korban pencurian). Atau, apa yang ada dalam pikiran saudara ketika bertemu dengan orang yang justru menangis ketika dirinya sedang melihat pertunjukan lawak? Padahal, bagi orang lain lawak tersebut lucu sekali sehingga membuat orang lain tertawa terpingkal-pingkal.

Lho…responnya terbalik. Harusnya kalau sedang dalam suasana duka ya bersedih, sedangkan respon wajar kalau melihat lawak ya tertawa. Sehingga, kejadian apapun yang dialami atau dilihat, responnya ya yang seharusnya.
Peristiwa Tuhan Yesus menampakkan diri di depan para murid serta pada akhirnya naik ke sorga di depan mata mereka sendiri tentu menjadi permenungan bersama. Respon apa yang wajar dan seharusnya ditunjukkan oleh para murid menghadapi peristiwa ini?

Para murid bersukacita (ayat 52), mereka tidak berdukacita lagi. Mereka bersukacita karena Tuhan Yesus membuktikan bahwa Dia hidup, Dia menang melawan maut dan Dia memberkati mereka lalu naik ke sorga. Kesukacitaan itu dibuktikan dengan cara memuliakan Allah (ayat 53). Sekalipun tanpa kehadiran Tuhan Yesus secara fisik, karena janjiNya, semuanya akan baik-baik saja.

Ada banyak berkat, ada anugerah tidak ternilai di dalam diri Tuhan Yesus. Di dalam Dia ada pemeliharaan, ada kasih tak bersyarat yang Ia curahkan. Rasanya pantas apabila kita merespon kebaikan Tuhan tersebut dengan cara senantiasa bersukacita di dalam hidup seperti yang dinampakkan murid Tuhan. [Ardien]

“Untuk bisa benar-benar tertawa, kau harus bisa mengatasi penderitaanmu dan bermain dengannya.” (CharlieChaplin)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak