Mantan Orang Baik: Dihukum!

31 March 2017

Bacaan : Yehezkiel 33 : 10 – 16 | Pujian: KJ 367
Nats: “… AKU tidak senang kalau orang jahat mati.”
“ ..dan jika orang baik berbuat dosa, ia tidak akan diselamatkan”. [ayat 11, 12]

Salah satu sisi negatif dari era digital (post-modern) adalah semakin bervariasinya modus kejahatan yang dilkukan manusia. Yang dulu tidak ada, sekarang menjadi ada. Siaran hasil rekaman CCTV di media sosial dan program televisi, seakan justru menjadi inspirasi bagi seseorang jika akan berbuat jahat. Sehingga pameo “maling lebih pinter dari polisi” semakin terkukuhkan! Kejahatan sexual, sampai Indonesia mencanangkan waspada akan kejahatan sex terhadap anak-anak, waspada penyalahgunaan narkoba, waspada korupsi, dan waspada-waspada yang lain! Makin banyak orang mati sia-sia karena berbagai kejahatan. Makin banyak tugas polisi dan panggilan pelayanan gereja.

Ayat 11 menunjukkan bahwa Tuhan Allah tidak menghendaki menusia mati. Bahkan manusia yang jahat sekalipun, dikehendakiNya hidup. Tentulah apalagi orang yang benar, pastilah tidak dikehendakiNya mati. Tuhan menghendaki semua ciptaanNya hidup dan tetap hidup. Tetapi kejahatan membuat manusia mati. Kejahatan orang lain atau kejahatannya sendiri membuat manusia mati. Bahkan orang yang benar sekalipun jadi mati, karena dia berbalik dari kebenaran kepada kejahatan. Karena itu Tuhan mengutus nabi Yehezkiel untuk mengingatkan semua umat manusia.

Hari ini Tuhan mengingatkan dengan tegas, ayat 13 (BIS) “Boleh jadi AKU telah berjanji akan menyelamatkan orang yang baik, tetapi jika ia mulai berbuat dosa dan berharap bahwa ia akan diselamatkan karena kebaikannya yang dulu itu, ia keliru. Aku tidak akan mengingat lagi kebaikan yang pernah dibuatnya dan ia akan mati karena dosa-dosanya.” Ayat ini begitu jelas! Jangan KUMAT, tetapi berTOBATlah. Jangan TOMAT…, setelah TOBAT terus KUMAT, itu namaNya mempermainkan Tuhan (Bdk. I Kor 10:1-13). Kita, baik pribadi maupun sebagai gereja, diutus jadi nabiNya untuk mengingatkan semua orang supaya menghargai hidup, untuk bertobat dari kejahatan atau bertahan dalam kebenaran. [Onewan]

Kriteria yang baik untuk mengukur keberhasilan Anda dalam hidup ini adalah menghitung jumlah orang yang telah Anda buat bahagia.  (Robert J. Lumsden)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak