Bacaan: 1 Korintus 7 : 10 – 16 | Pujian: KJ. 318
Nats: “Kepada orang-orang yang telah kawin aku – tidak, bukan aku, tetapi Tuhan – perintahkan, supaya seorang istri jangan bercerai dari suaminya.” (Ayat 10)
Dalam hidup ini tentunya setiap orang mengharapkan hidup rumah tangganya diwarnai dengan cinta kasih dan kesetiaan, serta langgeng “hidup bersama sampai maut memisahkan.” Hal ini sesuai dengan prinsip iman Kristen tentang pernikahan, yaitu monogami, setia, dan tidak terceraikan. Akan tetapi kehidupan rumah tangga seringkali diperhadapkan dengan berbagai macam persoalan hingga membuat perjalanan kehidupan rumah tangga tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tidak sedikit kehidupan keluarga dilanda masalah komunikasi dalam hubungan antara suami dan istri, orang tua dan anak, masalah ekonomi, dll. Akibatnya berdampak pada ketidakharmonisan keluarga, melemahnya semangat untuk menghayati pengakuan dan janji yang telah diikrarkan, hingga pada akhirnya berujung pada perceraian.
Terhadap situasi demikian, melalui bacaan hari ini, Rasul Paulus menyatakan dengan sangat tegas bahwa di dalam prinsip iman Kristen, perceraian bukanlah jawaban yang tepat untuk dipilih dalam kehidupan rumah tangga. Paulus tegas sekali menyampaikan bahwa seorang istri (Ay. 10) tidak boleh menceraikan suaminya. Tentu hal ini juga berlaku bagi seorang suami, Paulus mengatakan: “Dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya.” (Ay. 11). Bahkan, sekalipun jika pasangan mereka tidak seiman, seorang istri atau suami harus tetap mempertahankan rumah tangganya. Paulus sangat menghargai keutuhan rumah tangga dan menegaskan bahwa setiap pasangan menguduskan pasangannya sendiri. Bagi Paulus, seorang suami atau istri Kristen harus mempertahankan perkawinannya agar tetap hidup dalam damai sejahtera. Dan itu bisa terjadi ketika keduanya melibatkan Tuhan dalam setiap pergumulan keluarga.
Tuhan Allah tidak menghendaki adanya perceraian karena hal tersebut dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Suami istri hendaknya selalu mengingat pengakuan dan janjinya kepada Tuhan pada saat diteguhkan dan diberkati perkawinannya. Yakin bahwa keluarga adalah karunia dari Tuhan yang harus dipelihara dan selalu didoakan agar Tuhan Allah senantiasa hadir dan menuntun perjalanan kehidupan keluarga kita. Dengan demikian setiap kita pasti akan mampu menghadirkan damai sejahtera dalam kehidupan yang penuh dengan berbagai macam dinamika dan pergumulan. Amin. [YHS].
“Perceraian bukanlah sebuah solusi yang Tuhan kehendaki.”