Bacaan Alkitab : Keluaran 3 : 1 – 12 | Pujian : KJ. 353 : 1, 2
Nats: “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku orang Israel keluar dari Mesir” (Ay. 10)
Kisah penyelamatan bangsa Israel dari pembuangan yang penuh lika-liku dimulai dari peristiwa di Keluaran 3:1-12, yang dalam bahasa teologi disebut ‘theophany’, atau peristiwa dimana Allah menampakkan diri. Penampakan diri Allah kepada Musa pada saat Musa sedang ‘bekerja’ adalah langkah awal Tuhan untuk melakukan pekerjaan luar biasa, yaitu pembebasan bangsa pilihanNya dari sengsara, yaitu dari perbudakan bangsa Mesir. Musa dengan pekerjaannya sebagai gembala dipandang Tuhan mampu menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Musa dipersiapkan Tuhan sedemikian rupa hingga Musa mampu melakukan apa yang Allah perintahkan.
Di bacaan-bacaan selanjutnya ditunjukkan bahwa Musa berhasil menyelesaikan tugas yang Tuhan berikan padanya. Dengan berbagai mujizat yang terjadi, Tuhan membuktikan pada Musa bahwa Ia senantiasa menyertai langkah Musa. Allah bukanlah Allah yang ceroboh, semua rancangan karyaNya dipersiapkan sebaik mungkin, termasuk rancangan untuk kehidupan orang yang percaya kepada Dia. Rencana Allah bukan rencana kecelakaan yang membuat manusia semakin jauh dariNya. Untuk sampai pada puncak yang telah Allah siapkan memang tidak mudah dan banyak dari kita seringkali memilih menghindar karena tidak percaya diri dengan apa yang telah Allah karuniakan pada kita.
Penolakan Musa terhadap keinginan Tuhan sering terjadi kepada kita. Dengan kesadaran akan keterbatasan kita, latar belakang pendidikan yang tidak tinggi, kemampuan yang pas-pasan, pekerjaan yang begitu-begitu saja seringkali membuat kita merasa tidak berdaya untuk terlibat dalam karya Allah. Ketidakpercayaan kita dengan kemampuan yang Tuhan berikan seringkali membuat manusia merasa tidak layak menjadi ‘rekan’ kerja Allah sehingga kita menghindar. Namun, melalui kisah theophany diatas, Tuhan ingin mengatakan bahwa apapun yang telah terjadi dalam kehidupan kita, bahkan pekerjaan yang telah kita tekuni selama ini berarti Ia sedang mempersiapkan kita untuk sebuah karya yang luar biasa. (Fant)
“Nikmati saja duka yang kini dirasa, sebab kelak ia akan menjelma menjadi sesuatu yang begitu bermakna.”