Bacaan : 1 Raja – raja 10 : 14 – 25 | Pujian : KJ. 412
Nats: “Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya” (Ay. 24)
Kehidupan kita semua terdiri dari satu keputusan ke keputusan yang lain. Misalnya, keputusan untuk membuka mata di pagi hari, keputusan untuk melangkah dengan menggunakan kaki kanan atau kaki kiri terlebih dahulu, keputusan untuk memakai baju apa, keputusan untuk melakukan apa hari ini. Semua itu kita yang memutuskan sendiri bukan? Kita mengambil keputusan untuk hal yang sederhana dan kecil sampai pada hal yang rumit dan besar.
Dalam mengambil keputusan hidup, Salomo meminta hikmat kepada Tuhan, Sehingga ia mampu menimbang setiap perkara dan dapat mengambil keputusan dengan bijaksana. Hikmat itu pula yang menolong Salomo di masa kejayaannya, ketika berlimpah kekayaan di tengah kerajaanya, Salomo membawa orang-orang memandang Allah. Di ayat sebelumnya ( 1 Raja-raja 10:1-13) Salomo mendapat kunjungan dari ratu negeri Syeba. Ratu negeri Syeba ingin membuktikan kabar tentang kehebatan hikmat Salomo dan pengakuan tentang kehebatan Salomo serta pujian akan TUHAN terlontar dari bibir sang ratu.
Melihat kehidupan kita, sering kali kita memandang hikmat paling dibutuhkan dalam kondisi terjepit dan sulit. Namun, dalam keadaan damai, enak sebenaranya kita pun membutuhkan hikmat. Ketika kita banyak uang, kita akan membutuhkan hikmat untuk mengelolanya. Ketika dalam keadaan sehat, hikmat menolong kita untuk tetap menjaga fisik kita agar tetap sehat. Ketika posisi dan kedudukan kita di atas, maka kitapun membutuhkan hikmat untuk tetap rendah hati.
Tuhan masih berkarya di dalam kehidupan kita melalui karunia hikmat untuk menolong kita mengambil keputusan-keputusan kehidupan. Mari meneladani Salomo untuk mencari hikmat Tuhan di dalam hidup dan mempergunakan hikmat tersebut untuk memancarkan kasih dan karya Allah yang tidak pernah lekang oleh waktu. (ardien).
“Hikmat membuat kita memahami sesuatu dari sudut pandang Tuhan”