Bacaan: Mazmur 138 : 1 – 8 | Pujian: KJ. 29
Nats: “TUHAN itu tinggi, tetapi Ia melihat orang yang hina, orang yang sombong dikenalnya dari jauh.” (Ayat 6)
Ketika sedang dalam penderitaan, secara psikologis seringkali manusia merasa TUHAN sedang menjauhinya, TUHAN tidak mengasihinya, TUHAN meninggalkannya terpuruk dalam penderitaan, dan sebagainya. Kondisi psikologis semacam ini membuat manusia menjauh dari TUHAN. Kehidupan rohani dan spiritualitasnya kemudian menjadi terabaikan. Dampak dari hal ini, tentu bisa membuat seorang manusia menjadi jauh hubungannya dengan TUHAN, kekeringan spiritualitas, hidup penuh dengan suasana negatif, dan terlebih seseorang itu akan sulit untuk keluar dari pergumulannya.
Tetapi tidak demikian dengan yang terjadi pada Daud. Di tengah penderitaan dan pergumulan yang dialaminya, ia memutuskan untuk mendekat kepada TUHAN. Bahkan dalam Mazmurnya, Daud mengungkapkan pujiannya kepada TUHAN. Alkitab memang menyediakan cara pandang yang seimbang. TUHAN memang Allah yang besar dan mulia. Ia lebih berkuasa daripada segala dewa dan raja yang besar kemuliaan-Nya. Tinggi luhur nama dan perkataan-Nya. Walaupun demikian, TUHAN juga sangat dekat. Ia melihat orang yang hina. Melihat di sini jelas menyiratkan kedekatan (“mengenal orang yang sombong dari jauh”). Ia mengenal orang yang hina bukan hanya karena TUHAN mahatahu. Ia mengenal, karena Ia dekat dengan mereka. Maka melalui pengalaman yang dirasakan oleh Daud, ia pun merasakan bahwa TUHAN senantiasa dekat. Walaupun ia berada dalam kesesakan, ia meyakini pemeliharaan, pembelaan, dan keselamatan dari TUHAN.
Perasaan yang dirasakan Daud ini dapat menjadi inspirasi bagi setiap orang percaya. Sudut pandang seorang yang percaya tentang TUHAN itu bisa tetap positif sekalipun sedang dalam penderitaan melalui teladan Daud ini. Penderitaan yang membuat seorang manusia menjadi merasa hina, sejatinya tidak pernah merubah penglihatan dan pengenalan TUHAN akan manusia. TUHAN akan tetap melihat manusia sebagai ciptaan pilihan-Nya. Maka dalam penderitaan sekalipun, alangkah baiknya bagi kita untuk selalu dekat dengan TUHAN. Amin. [Hiz].
“Tuhan inilah yang ku tahu, Kau mengenal hatiku, jauh melebihi semua yang terdekat sekalipun.”