Bacaan: Daniel 3 : 1 – 30 | Pujian: KJ. 4
Nats: “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja.” (Ayat 17)
Semakin hari kian banyak orang yang sulit dipegang kepercayaan dan kesetiaannya. Baik itu kepada sahabat, pasangan, bahkan Tuhan. Di tengah situasi dunia yang kian marak dengan tawaran yang menarik, kesetiaan semakin mudah diingkari, sebagai buah dari persetujuan menerima tawaran dunia yang menarik itu. Hal ini menunjukkan mahalnya perjuangan untuk setia. Kesetiaan harus dipertaruhkan dan rela ‘merugi’ bahkan ‘sengsara’ demi pilihan untuk terus setia!
Kesetiaan yang harus diperjuangkan ternyata sudah ada sejak masa Nebukadnezar. Perjuangan ini dilakukan oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego saat berada di Babel. Di istana Nebukadnezar, kepercayaan mereka diuji. Hal ini dikarenakan ada seorang bentara yang memberi saran kepada Nebukadnezar agar semua orang sujud menyembah patung yang didirikan oleh Nebukadnezar (Ay. 4-5). Bagi mereka yang mengabaikan perintah raja dan tidak mau menyembah patung Nebukadnezar tersebut, maka mereka akan menerima hukuman, yaitu dibuang ke dalam perapian yang menyala-nyala. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menolak tawaran menyembah patung emas yang didirikan Nebukadnezar itu. Karena itulah, nyawa mereka yang kemudian menjadi taruhannya. Karena kepercayaan dan kesetiaan mereka kepada Allah, mereka menolak perintah raja itu. Mereka tetap menjunjung tinggi kepercayaan dan kesetiaan mereka kepada Allah. Akibatnya mereka harus dibakar dalam perapian yang panasnya tujuh kali lipat dari biasanya (Ay. 16-20). Di saat itulah, campur tangan kuasa Allah dinyatakan kepada mereka, malaikat Tuhan menolong mereka, dan Allah melindungi mereka dari panasnya api (Ay. 24-25).
Di dalam peziarahan hidup kita sebagai manusia yang lemah ini, tidak menutup kemungkinan hal tersebut di atas dapat terjadi dalam hidup kita. Dimana nyawa kita menjadi taruhan akan kepercayaan dan kesetiaan kita kepada Allah. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memohon perlindungan dan pertolongan dari Tuhan Allah agar kita selamat. Mari kita tetap percaya dan setia kepada Tuhan Allah apapun keadaan yang terjadi dalam hidup kita. Mari kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan Allah karena Dialah yang senantiasa menopang dan menolong kita di tengah kesesakan dan pergumulan yang terjadi dalam hidup kita. Amin. [SWS].
“Sekali-kali aku tidak akan meninggalkan-Nya.”