Aku Murid Renungan Harian 8 April 2020

8 April 2020

Bacaan : Yesaya 50 : 4 – 9a    |   Pujian : KJ. 379: 1, 7
Nats:
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid” (Ay. 4)

Kita semua tentu pernah menjadi murid. Dan kita tentu punya guru kesayangan. Mengapa? Karena ia sangat dekat dengan murid-muridnya; karena pembelajarannya mudah dicerna, yang sukar menjadi terasa mudah. Dan anehnya seringkali apa yang menjadi perintah, nasehat dari sang guru lebih “mandi”, dibandingkan dengan apa yang dikatakan oleh orang tua. Begitu hebatnya pengaruh sang guru pada murid-muridnya.

Nampaknya inilah yang terjadi pada Yesaya. Ketika diawal panggilannya, Yesaya meragukan dirinya apakah mampu mengemban tugas mengawal bangsa Israel mendekat kepada Allah. Namun pada akhirnya, ia mengidentikkan dirinya seperti seorang murid bagi Tuhan Allah (ayat 4). Ia sangat percaya kepada Sang Guru karena Ialah yang menaruh setiap kebijaksanaan dalam perkataannya untuk dapat menguatkan dan menghibur. Yesaya begitu setia melakukan setiap pengajaran kasih yang dikehendaki oleh Sang Guru, meskipun dirinya harus mengorbankan diri (ayat 6). Keyakinan yang begitu hebat terbentuk di dalam diri Yesaya tentu tidak semata-mata berasal dari dirinya sendiri. Namun, Ia percaya bahwa Sang Guru di tengah ketidakpahamannya akan memberikan pencerahan; di tengah kelemahannya, Ia menguatkan. Bahkan Sang Guru yang satu ini tidak segan-segan untuk membela sang murid (ayat 9).

Guru kita adalah Guru kehidupan yang sejati di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Ia tidak hanya setia mengajar, namun juga meneladankan apa yang diajarkan. Dengan setia Ia memperlengkapi kita dengan kasih, kekuatan dan segenap kemampuan. Yang diharapkanNya adalah kita percaya diri melakukan segala yang telah diajarkan dan diperintahkan-Nya dan setia kepadaNya. Kita adalah kawan seperguruan dari Yesaya. Kalau Yesaya sudah begitu membanggakan Sang Guru. Lalu kita kapan?  (PKS)

“Guru, digugu lan ditiru”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak