Bacaan: Kejadian 1:1-5 I Pujian: KJ 61:1,2,3,4.
Nats: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (ayat 1)
Cerita tentang penciptaan mengajar kita banyak hal tentang Allah dan diri kita sendiri. Pertama, kita belajar tentang Allah yang kreatif, Pencipta, dan Allah kekal yang menguasai dunia. Kita juga belajar tentang diri kita sendiri yang diciptakan-Nya sangat bernilai di hadirat-Nya dan lebih mulia daripada binatang (Kejadian 1:26-28).
Bagaimana Allah menciptakan dunia dengan segala isinya? Hampir setiap agama kuno memiliki ceritanya sendiri untuk menjelaskan bagaimana bumi ini ada. Setiap ilmuwan memiliki opini sendiri tentang asal-usul alam semesta ini. Alkitab menunjukkan bahwa Allah menciptakan dunia ini sebab kasih-Nya yang besar dan memberi semua orang sebuah tempat khusus di dalamnya, dan fakta ini memberi nilai, manfaat, dan martabat bagi semua orang.
Pernyataan: ‘Bumi belum berbentuk dan kosong’ menyediakan ruang bagi babak baru cerita penciptaan sebagai berikut: Selama hari kedua dan ketiga penciptaan, Allah memberi bentuk pada alam semesta. Dan selama tiga hari berikutnya, Allah mengisi bumi dengan makhluk hidup. ‘Gelap gulita menutupi samudera raya’ dihalau pada hari pertama, ketika Allah menciptakan terang.
Gambaran Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air bagaikan seekor rajawali merawat dan melindungi anaknya (Ul.32:11-12; Yes.31:5). Roh Allah secara aktif berkarya dalam penciptaan dunia dengan segala isinya (Ayub 33:4; Maz.104:30). Pemeliharaan, perlindungan, dan kepedulian Allah tetap aktif kini dan selamanya.
Berapa lama Allah menciptakan dunia? Pertanyaan penting bukan pada berapa lama Allah melakukan, tetapi bagaimana Ia melakukannya. Allah menciptakan bumi dengan cara yang rapi dan tertib. Ia tidak menciptakan tumbuh-tumbuhan sebelum terang. Ia menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk unik, mampu berkomunikasi dengan-Nya. Tidak penting berapa lama Allah menciptakan dunia, singkat atau jutaan tahun, tetapi yang pasti adalah Ia menciptakannya dengan cara yang Ia kehendaki. Amin. (Esha).
“Sungguh indah alam ciptaan Tuhan”