Bacaan : Yesaya 60 : 1 – 7 | Pujian : KJ. 260
Nats: “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu telah datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu” (Ay. 1)
Kita sering kali mengatakan bahwa bulan itu bercahaya. Namun, bagi orang yang mengetahui ilmu, tentu akan mengerti apakah betul bahwa bulan itu bercahaya? Bulan hanya bisa bercahaya ketika ia mendapat pantulan cahaya dari matahari. Dan pantulan cahaya matahari itulah yang dipantulkan kembali oleh Bulan sehingga pada malam hari kita dapat melihat wujud sang bulan di langit. Artinya, cahaya yang dipancarkan oleh bulan bukan bersumber dari dirinya sendiri, melainkan dari sumber lain yaitu Matahari.
Ajakan Yesaya dalam bacaan kali ini, yaitu ajakan untuk menjadi terang pada umat di jamannya. Seruan ini didasari pengharapan bahwa Sang Terang itu telah datang dan mengajak umat-Nya untuk menjadi terang. Sang Terang ini membagikan terangnya kepada umat dan melalui pantulan terang itu diharapkan umat mampu untuk menjadi dan membagikan terang dalam hidup mereka. Konteks masyarakat dimana Yesaya hidup dan menjadi Nabi adalah masyarakat diwarnai dengan ketidakadilan, kekerasan dan ketidakjujuran. Disinilah konsep bahwa seperti cahaya bulan itu dipergunakan. Umat diajak untuk menjadi sarana keadilan, kedamaian, kejujuran dengan kesadaran bahwa segala kebaikan itu merupakan pancaran dari Sang Terang itu sendiri.
Ajakan untuk menjadi terang masih sangat relevan bagi kita saat ini, terlebih ketika dipergunakan dalam iklim masyarakat yang bergumul dengan masalah-masalah sosial yang perlu diselesaikan. Kita sebagai umat Tuhan dipanggil untuk menerangi sekeliling kita yang gelap. Panggilan itu harus dimulai dengan kesadaran bahwa terang yang kita pancarkan bersumber dari Sang Kristus. Kita dipanggil untuk terus mencari dan bergantung pada terang tersebut. Selama kita berapa di posisi yang tepat berhadapan dengan Sang Matahari, kita akan tetap bersinar. Dan sinar itu juga kita pantulkan kepada sesama di sekitar kita, sehingga melalui terang hidup kita, mereka melihat terang Kristus yang sejati. (ardien).
“Mulailah menjadi terang dengan rendah hati menerima pantulan sinar dari Sang Sumber Terang”