Bacaan : Yesaya 42 : 1 – 9 | Pamuji : KJ. 64
Nats: “Lihat, itu hamba-Ku, yang Kupegang, orang pilihanKu, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.” (Ay. 1)
Setiap kita tentu memiliki kriteria tentang pujaan hati. Ada yang mendambakan kekasih hati dengan kriteria kutilang (kurus, tinggi, langsing). Ada juga yang mendambakan pasangan garuda (gagah, rupawan, dapat dipercaya). Namun apakah saat kita menemukan tambatan hati sama persis dengan kriteria yang kita inginkan? Ada yang berkata, “Aku sich maunya kutilang. Tapi Tuhan berikan gagak (galak, gak pandai masak), tapi aku cinta!”
Dalam menentukan segala sesuatu, kita selalu menggunakan takaran kriteria. Sedikit saja yang persis sama, namun justru banyak yang melenceng jauh dari kriteria kita. Namun tidak demikian dengan nubuatan tentang hadirnya sosok hamba Allah. Hamba Allah bukanlah sosok yang sembarangan. Ada kriteria yang menunjukkan siapa hamba Allah ini sesungguhnya. Dan kriteria ini mutlak ada pada dirinya, yaitu :
- Dia dipilih Allah (ayat 1).
Hamba Allah adalah pribadi yang dipilih oleh Allah sendiri dan menaruh RohNya, segala kuasaNya diberikan kepada hamba pilihan ini. - Dia akan menyatakan hukum Allah (ayat 1).
Hamba Allah tidak berbicara tentang dirinya sendiri melainkan apa yang menjadi kehendak Allah Bapa kepada semua bangsa. - Dia akan membebaskan yang menderita (ayat 3, 7).
Ia diutus bukan kepada keberhasilan, kecemerlangan, namun pada sisi kehancuran, penderitaan, kesengsaraan dan memulihkannya.
Dan hamba terpilih itu mewujudnyata dalam diri Yesus Kristus yang melakukan kehendak Allah dengan setia sampai akhir. Bukankah kita juga masuk dikriteria pertama? Ya, kita dipanggil dan dipilihNya. Kitapun diharapkan mampu menyuarakan kebenaran serta membawa pembebasan seperti yang telah diteladankan Tuhan Yesus. Wah apakah mungkin? Ingat, Tuhan Yesus pun melakukan semuanya dengan perjuangan. Kalau Tuhan Yesus mau berjuang sampai garis finish, masak kita yang sudah dipilih dan diselamatkanNya hanya mau berdiam diri saja? (PKS).
“Kriteria Tuhan itu tinggi bagi anak-anakNya, namun bukan berarti tak terjangkau”