Bacaan: 1 Raja-raja 6 : 1 – 4; 21 – 22 | Pujian: KJ. 445 : 1, 2
Nats: “Salomo melapisi sisi dalam rumah itu dengan emas murni, lalu merentangkan rantai-rantai emas di depan ruang terdalam, yang dilapisinya dengan emas.” (Ayat 21)
Sejak zaman dahulu sampai hari ini, emas adalah benda yang berharga. Agar bernilai tinggi, emas dibuat melalui sebuah proses peleburan dan pemanasan suhu yang tinggi. Proses tersebut dilakukan agar emas tersebut menjadi emas murni dan baik. Emas yang sebelumnya adalah butiran biji, kemudian dibentuk menjadi beragam bentuk perhiasan, seperti kalung, gelang, cicin atau digunakan untuk menghias bangunan. Emas yang murni berarti asli dan dicari oleh banyak orang.
Seperti Salomo yang membangun Bait Suci untuk umat Israel agar mereka dapat beribadah kepada Tuhan dan membangun hidup spiritualitasnya dengan baik di hadapan Tuhan Allah. Dalam ayat 1-4 dijelaskan begitu terperinci rancangan bangunan dan ukuran-ukuran Bait Suci yang harus dibangun oleh Salomo. Seluruh bangunan Bait Suci tersebut dibangun menggunakan bahan-bahan terbaik, bahkan dilapisi emas (Ay. 22). Pelapisan Bait Suci dengan emas ini menyimbolkan bahwa Salomo sungguh taat serta hormat kepada Tuhan Allah. Namun Tuhan Allah juga mengingatkan Salomo agar ia juga tetap menjaga ketaatan dan kesucian hatinya (Ay. 12). Dengan cara itu, Tuhan Allah juga akan setia pada janji-Nya untuk selalu memberkati umat Israel (Ay. 13).
Sebuah ketaatan yang sejati kepada Tuhan harus diwujudkan dengan sikap yang selaras dengan kehendak Tuhan. Kita taat bukan hanya dari yang kelihatan saja, namun juga taat hingga kedalaman hati kita. Seperti sebuah emas yang murni dan asli, sikap hidup iman kita, lahir dan batin haruslah selaras. Ketaatan yang murni kepada Tuhan juga harus kita bangun dengan kesetiaan kita bertahan dalam menghadapi pergumulan dan penderitaan. Selamat membentuk kualitas ketaatan yang murni di masa Pra Paskah ini. Tuhan memberkati kita. Amin. [Adin].
“Emas murni didapat dari leburan api yang panas, ketaatan yang murni tumbuh dari kesetiaan pada Tuhan walau di tengah pergumulan.”