Untung Atau Buntung? Pancaran Air Hidup 4 April 2025

4 April 2025

Bacaan: Filipi 2 : 25 – 30  |  Pujian: KJ. 424
Nats: “Sebab ia nyaris mati karena pekerjaan Kristus dan ia mempertaruhkan nyawanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku.” (Ayat 30)

Kita mengerti dan sadar bahwa pelayanan itu tidak mencari untung justru seringkali malah buntung, artinya pelayanan itu menuntut pengorbanan. Seringkali dalam pelayanan, kita tidak hanya mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran kita saja tetapi kita juga memberikan uang atau materi untuk mendukung pelayanan yang kita lakukan.

Epafroditus memberi teladan bahwa kualitas pelayanan itu dilihat dari seberapa banyak kita berkorban. Salah satu pelayanan Epafroditus, yaitu memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayanan Paulus. Jemaat Filipi sangat mengasihi Paulus, mereka ingin membantu Paulus yang saat itu ada di Roma, tetapi karena dirasa tidak praktis bagi mereka semua untuk pergi ke Roma, maka mereka mengutus Epafroditus untuk menyatakan kasih mereka kepada Paulus. Ia diutus ke jemaat Filipi untuk membantu mencukupi kebutuhan pelayanan Paulus selama di Roma. Untuk melakukan pelayanan ini, Epafroditus sampai mengalami sakit dan bahkan nyaris mati. Pada awalnya, ia hanya ingin menyampaikan bantuan materi dari jemaat Filipi kepada Paulus. Namun setelah bertemu dengan Paulus, ia memutuskan untuk tidak pulang kembali ke Filipi. Ia memilih tetap tinggal di Roma untuk melayani bersama Paulus.

Kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri, “Sejauhmanakah dedikasi kita dalam pelayanan?” Dari Epafroditus kita dapat belajar mengenai kualitas pelayanan, yaitu pelayanan yang tidak takut berkorban, bukan hanya berkorban perasaan, tetapi juga nyawa kita. Karena pelayanan itu bukan mencari keuntungan yang menyenangkan diri kita sendiri, melainkan menjadi jalan berkat bagi orang lain. Pelayanan juga bukan semata-mata melakukan kegiatan gerejawi untuk mendapat pujian dan penghormatan dari orang lain, tetapi upaya kita memberikan diri untuk membangun kemajuan jemaat. Seperti Epafroditus, sekalipun ia telah menyelesaikan tugas yang dipercayakan padanya, dia tidak sampai hati meninggalkan Paulus dalam pelayanannya. Dia melakukan jauh lebih dari yang diperlukan, bahkan sampai dia jatuh sakit. Mari momen pra paskah saat ini kita gunakan untuk membangun pelayanan kita, seperti yang diteladankan Epafroditus. Mari kita melayani bukan untuk mencari keuntungan atau kepuasan diri sendiri, tetapi dengan kesungguhan hati, kita rela berkorban, menolong, mendukung, menghibur, dan menguatkan orang lain. Amin. [RAC].

“Hidup ini adalah kesempatan untuk melayani Tuhan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak