Bacaan : Mazmur 31 : 9 – 16 | Pujian : KJ. 410
Nats:“Tetapi aku, kepadaMu aku percaya, ya Tuhan, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” (Ay. 15)
Pulang adalah sesuatu yang menyenangkan sekaligus selalu dinanti-nantikan oleh Rio. Saat lelah di tempat kerja, mendengar gunjingan orang, menghadapi tekanan dan tuntutan pekerjaan, pulang ke rumah adalah kebahagiaan. Meski ia tahu bahwa pulang ke rumah tidak membuat masalah pekerjaan bisa selesai begitu saja. Selain itu di rumah ia pun tidak bisa langsung beristirahat karena ia harus membantu keluarganya atau mendengarkan cerita, keluhan, kesenangan, kegiatan istri dan anak-anaknya hari itu. Namun bagi Rio, rumah adalah tempat ia merasa aman, menjadi dirinya sendiri tanpa penolakan dan bisa mempercayai setiap anggota keluarganya. Begitu pun saat ia pulang ke rumah orang tuanya. Apapun yang terjadi, orang tuanya selalu menerima dia apa adanya. Itulah mengapa rumah menjadi tempat ia melepas penat dan memperoleh semangat baru setiap harinya.
Saudara, hidup kita memang sering melelahkan dan meresahkan. Tuntutan pekerjaan, penolakan karena pilihan hidup, keterbatasan diri kita karena fisik yang lemah, hati yang rapuh, otak yang pas-pasan seringkali menjadikan kita lelah. Banyak orang yang mengalami tekanan justru dari lingkungan sekitar keluarga, seperti ambisi orang tua, keinginan anak yang bermacam-macam, tuntutan dari pasangan, gunjingan dari orang di sekitar dan sebagainya. Betapa penatnya hidup ini, rasanya hanya ada duka dan keluh kesah. Lalu kemana kita bisa merasakan damainya pulang? Tentu hanya kepada yang kita percayai. Hanya ada satu yang terpercaya sebagaimana ungkapan pemazmur : kepadaMu aku percaya, ya Tuhan, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” Syukurlah selalu ada tempat untuk pulang bagi kita dalam penatnya hidup ini. Hanya kepada Tuhan Allah yang memberi kelegaan, menerima apa adanya diri kita dan memberi kekuatan baru pada kita untuk menjalani hari-hari kehidupan dengan dinamikanya. Tuhan adalah tempat perteduhan hati kita. Oleh karena itu, hati dan jiwa yang selalu dekat dengan Tuhan akan mendapatkan damai sejahtera serta pengharapan di dalam Kristus. Mari kita selalu kembali ke “rumah” yaitu ruang hati yang dekat dengan Allah. (fani).
“Rumah yang indah bukan tampak pada bangunannya tetapi pada setiap penghuni didalamnya yang mau berbagi kasih dan berbela rasa”