Teladan Pemimpin Pancaran Air Hidup 30 Desember 2024

30 December 2024

Bacaan: 2 Tawarikh 1 : 7 – 13  |  Pujian: KJ. 414
Nats: “Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat bertindak sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menjadi hakim atas umat-Mu yang besar ini?” (Ayat 10)

Apakah harapan saudara terhadap pemimpin di jemaat saudara? Tentunya kita mengharapkan memiliki pemimpin yang baik dan bertanggung jawab. Jika pemimpi di jemaat itu adalah Pendeta, GI, Penatua dan Diaken, maka mereka adalah sosok teladan bagi jemaat. Mereka adalah sosok yang dekat dan mengenali semua warga jemaatnya. Tugasnya menggembalakan, memerhatikan, mendoakan, dan mengasihi jemaatnya. Namun apakah yang terjadi jika para pemimpin tersebut tidak dapat menjadi teladan yang baik bagi jemaat? Tentu akan ada perasaan sedih, kecewa, terluka sebab sejatinya pemimpin jemaat adalah sosok yang diteladani ucapan, sikap, dan perbuatannya. Mereka menjadi model bagi jemaat dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Oleh karena itu, sosok pemimpin harus selalu hidup dalam pimpinan dan kuasa Allah, hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada kehendak Allah, agar melalui laku hidupnya, jemaat merasakan kehadiran dan sapaan Tuhan Allah.

Hal inilah yang disadari oleh Salomo diawal masa kepemimpinannya. Salomo sadar bahwa ia masih muda dan belum berpengalaman, karena itu saat Tuhan mengizinkan Salomo untuk meminta sesuatu kepada-Nya, Salomo meminta hikmat dan pengertian dari Tuhan Allah (Ay. 10). Salomo tahu bahwa dengan hikmat dan pengertian, ia akan memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan dalam bersikap dan bertindak. Ia sadar bahwa sebagai seorang pemimpin bangsa Israel, dia harus hidup dalam ketetapan Allah dan hidup seturut dengan kehendak Allah. Tuhan Allah pun berkenan mengabulkan permintaan Salomo, Ia memberikan Salomo hikmat dan pengertian untuk menjadi hakim bagi umat Israel (Ay. 11) bahkan Tuhan Allah juga memberikan berkat yang lain, seperti kekayaan, harta benda, dan kemuliaan melebihi raja-raja sebelum dan sesudahnya (Ay. 12).

Belajar dari Salomo, kita adalah pemimpin bagi diri kita masing-masing. Mari kita juga memohon hikmat dan pengertian kepada Tuhan Allah agar kita diberikan kebijaksanaan dalam menjalani hidup. Mari dengan hikmat Allah, kita menjadi teladan dalam hal kebaikan dan kebenaran. Kiranya kita mampu menjadi pemimpin bagi diri sendiri, pemimpin yang mampu mengarahkan diri kita pada kehendak Tuhan. Amin. [AR].

“Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menjadi teladan hidup bagi umat.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak