Salah Jalan Renungan Harian 3 Februari 2018

3 February 2018

Bacaan: Yesaya 46:1-13  |  Nyanyian: KJ 413
Nats:
“Sekalipun orang berseru kepadanya, ia tidak menjawab dan ia tidak menyelamatkan mereka dari kesesakannya.” (ayat 7b)

Pada umumnya, pengendara kendaraan bermotor berani melakukan pelanggaran jika tidak ada petugas di sekitarNya. Jika ada petugas, pengendara berpikir dua kali untuk melakukan pelanggaran. Maka jangan kaget ketika kita melintas di jalan, ada patung polisi yang berdiri tegak di pinggir jalan. Keberadaan patung polisi itu merupakan “shock theraphy” bagi pengendara kendaraan bermotor yang berniat melakukan pelanggaran untuk mengurungkan niatNya. Manusia memiliki kecenderungan untuk patuh pada apa yang kasat mata daripada pada sesuatu yang tidak kasat mata.

Karena itu pula, banyak pelanggaran-pelanggaran terjadi atas Hukum Allah. Manusia beranggapan bahwa Allah tidak nampak ada di sekitarNya. Sehingga mereka berani melakukan pelanggaran-pelanggaran itu. Demikian juga dalam persoalan penyembahan. Manusia suka melakukan penyembahan pada sosok yang ada dan nampak di hadapan mereka. Pola pikir manusia yang seperti inilah yang membuat manusia salah jalan. Sehingga, di dalam Alkitab dikisahkan adanya pembuatan patung-patung berhala yang disembah oleh manusia. Walau semua patung-patung berhala itu tidak mampu menunjukkan kuasanya pada saat manusia meminta pertolongan dan perlindungannya.

Yesaya dengan berani mengingatkan kehidupan masyarakat di sekitarnya untuk tidak salah jalan. Yesaya mengajak mereka untuk melihat fakta bahwa setiap patung yang dibuat dan disembah tidak mampu menolong mereka dan mengentas mereka dari kesesakan. Yesaya berupaya membawa kehidupan bangsanya pada pertobatan kepada Allah yang sejati.

Di dunia modern ini, mungkin bukan patung yang menjadi fokus hidup kita. Namun benda-benda di sekitar kita seperti gadget, games online berpotensi membawa kita pada kehidupan yang salah jalan. Seringkali kita berupaya lari dari kesesakan hidup dengan bermain games online, atau gadget. Padahal nyata, semua itu tidak akan mampu menolong kita. Mari, kembali ke jalan yang benar dengan mengarahkan diri kepada Allah yang sejati. (Oka)

 “Banyak jalan menggapai keindahan dunia, tetapi hanya jalan Tuhan yang menuju kemenangan hidup.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak