Kespel: Orientasi Kepada Allah Pancaran Air Hidup 28 Mei 2024

28 May 2024

Bacaan: 1 Korintus 2 : 1 – 10  |  Pujian: KJ. 427
Nats: “ … supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” (Ayat 5)

Dalam rangka bulan kesaksian dan pelayanan salah satu gereja mengadakan satu program “Dari kita untuk kemuliaan Allah.” Program ini ditujukan kepada seluruh warga jemaat yang ingin berbagi, khususnya kebutuhan sehari-hari (sembako). Sembako tersebut dikumpulkan di gereja untuk kemudian dibagikan kepada warga jemaat dan masyarakat sekitar yang membutuhkan. Sebuah program yang tentu dirasa begitu istimewa. Harapannya melalui gereja, siapapun mereka bisa merasakan Allah mengasihi mereka! Namun, ternyata tidak demikian yang terjadi.

Bu Mawar : “Mengapa daftar pemberian saya tidak dimuat di warta jemaat?”

Panitia        : “Maaf Bu, mungkin kami ada kesalahan dalam perekapan sehingga nama ibu

                        tidak termuat.”

Bu Mawar : “Saya kecewa dengan panitia, seakan panitia tidak menghargai pemberian saya”

Panitia        : “Maafkan kami bu.”

Bu Mawar : “Saya tidak mau tau, saya minta segera direvisi warta jemaat untuk segera

                       diinformasikan kepada seluruh warga jemaat.”

1 Korintus 2:1-10 merupakan sapaan Paulus kepada Jemaat Korintus. Korintus merupakan sebuah tempat strategis yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang berkemampuan lebih. Hal ini menjadikan Korintus rentan jatuh pada arogansi dan kesombongan diri karena merasa diri unggul dari yang lain. Paulus adalah orang yang berwawasan tinggi dengan segala pengalamannya, namun dia menyapa Korintus dalam sebuah kerendahan! Paulus tidak meniru pengajar yang ada Korintus yang mengandalkan kefasihan dan kecerdasan intelektual, yang membuat orang menjadi takjub. Hal ini dilakukan Paulus agar Jemaat Korintus tidak mengalami pergeseran iman, bukan lagi Kristus yang menjadi orientasi utama melainkan manusia. Paulus menyadari bahwa dirinya hanyalah “sarana”, sehingga orientasi utama dalam pemberitaannya adalah Kristus, bukan dirinya.

Berpijak dari Paulus, satu hal yang menjadi penekanan bagi kita: kesadaran akan orientasi menjadi dasar mengambil sikap dan respon. Jika orientasi bersaksi dan melayani masih didominasi pada diri sendiri, maka bersiaplah untuk kecewa. Jika orientasi sepenuhnya untuk kemuliaan Tuhan, bersiaplah untuk tersenyum lega dalam sukacita. Amin. [ven].

“Be a good person with true oriented.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak