Bacaan: Yohanes 20 : 19 – 23 | Pujian: KJ. 237
Nats: “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus.'” (Ayat 22)
Biasanya dalam situasi apakah kita merasakan takut? Apakah ketika kita tidak mempunyai uang, atau ketika kita sedang sakit, atau ketika kita membicarakan tentang kematian? Perasaan takut sering muncul ketika kita tidak mau berada dalam keadaan tersebut. Ketika perasaan takut itu menguasai hati dan pikiran kita, tidak jarang kita akan terpenjara pada perasaan tersebut sampai pada akhirnya kita berputus asa.
Berkaitan dengan rasa takut, hal yang sama juga dialami oleh para murid pasca ditinggal oleh Sang Guru. Para murid ketakutan dan bersembunyi di ruang terkunci. Mereka takut para pemimpin orang Yahudi akan mengejar dan menangkap mereka. Ketakutan tersebut bahkan sudah ada menjelang Guru dan Tuhan mereka disalib. Meski pintu terkunci, tiba-tiba Tuhan Yesus menampakkan diri di tengah mereka. Ia mengatakan: “Damai sejahtera bagi kamu.” Peristiwa dan kata-kata salam ini tentu sangat mengagetkan, sekaligus membawa kesukacitaan! Sebagai bukti bahwa Dia adalah Guru dan Tuhan yang benar-benar hidup, Tuhan Yesus memperlihatkan tangan dan lambung-Nya. Pada saat itu mereka mengalami kepenuhan sukacita yang murni setelah rasa takut menyelimuti hati mereka. Mereka bersukacita karena melihat Yesus yang telah bangkit. Kesukaan itu akan sempurna ketika semua orang milik-Nya kelak berjumpa muka dengan muka dengan-Nya. Sesudah penuh dengan damai dan sukacita karena penampakan Tuhan Yesus itu, mereka menerima tugas menjadi utusan Kristus (rasul) dengan penyertaan Roh Kudus.
Sekalipun ada banyak hal di dunia ini yang membuat kita takut, tetapi marilah kita melihat kuasa Tuhan Yesus bagi hidup kita. Roh Kudus yang membawa damai sejahtera memampukan kita bangkit dari segala persoalan hidup. Mari mengimani Roh Kudus akan mengubah ketakutan dan ketertutupan kita menjadi keberanian dan keterbukaan. Kita tidak saja diserahi tugas, tetapi kita juga ditopang, dimotivasi, diikutsertakan dalam karya Allah. Demikian pula dalam tugas perutusan, kita dimantapkan, diberi visi, dan diberi rasa sukacita oleh Dia yang mengutus kita. Selamat bersukacita selalu sebagai utusan-utusan Kristus dalam mewartakan kasih Tuhan. Roh Kudus senantiasa menyertai dalam pelayanan dan kesaksian kita! Amin. [EPCM].
“Sukacita adalah perasaan utama dari dan dalam Pentakosta”