Tiada Pelayanan Tanpa Pengorbanan Pancaran Air Hidup 28 Maret 2024

28 March 2024

Bacaan: Yohanes 13 : 1 – 17; 31b – 35  |  Pujian: KJ. 246 : 1, 3
Nats: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya.(Ayat 16)

Kita tentu berharap setiap karya pelayanan kita terjadi tanpa hambatan. Kalaupun ada tantangan, yang ringan-ringan saja. Tidak perlu ada penolakan apalagi penderitaan yang membuat hati kita terluka dan menyerah. Namun kenyataannya, pelayanan seringkali berhadapan dengan banyak hal yang mengecewakan dan menyakitkan, sehingga berat untuk dijalani. Memikul beban pelayanan kadang melelahkan. Tidak sedikit orang yang meninggalkan kesetiaannya dalam melayani Tuhan karena tidak kuat menanggung beratnya tekanan.

Kamis Putih menjadi pengingat bagi kita untuk melihat bagaimana karya pelayanan Yesus diwujud-nyatakan dalam kerendahan hati, ketulusan, dan kasih yang utuh. Peristiwa pembasuhan kaki mengisyaratkan pesan Yesus kepada para murid-Nya untuk menyadari dan mengingat jati diri mereka sebagai murid sekaligus pelayan. Mereka akan melihat Sang Guru yang selama ini dikagumi orang banyak harus menempuh jalan penderitaan bahkan mati dengan cara yang menyakitkan. Peristiwa tersebut tentu akan menggoncang iman mereka. Maka pesan Yesus sangatlah penting. Tindakan-Nya membasuh kaki para murid mematahkan tradisi yang menempatkan guru/tuan sebagai sosok yang harus dihormati dan dilayani. Karena Yesus sebagai Guru dan Tuhan dengan rela merendahkan hati untuk melakukannya. Para murid harus mengambil bagian yang sama dalam pelayanan: saling merendahkan hati, melayani, dan mengasihi dengan tulus. Jika kelak mereka mengalami tantangan yang lebih berat, mereka harus bertahan seperti teladan yang diberikan Yesus.

Pelayanan membutuhkan pengorbanan dan hati yang rela untuk merendah. Sebagai murid-murid Kristus yang ingin melayani dengan sungguh-sungguh, kita juga ditantang untuk menanggalkan ego kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan pelayanan yang kadang tidak enak. Pelayanan yang dilakukan dengan tulus dan rendah hati, berlandaskan kasih yang murni memungkinkan kita dapat melewati setiap tantangan dan pergumulan dengan teguh hati. Ketika berhadapan dengan hinaan, cacian, aniaya, dan berbagai upaya manusia untuk menjatuhkan, kita tidak mudah menyerah. Karena setiap pelayanan yang kita lakukan dengan rendah hati, rela berkorban, tidak lagi menjadikan diri sebagai pusatnya, akan mewujud-nyatakannya karya Allah dalam kehidupan kita. Amin. [wdp].

“Pelayanan semakin berat ketika kita menggenggam ego terlalu kuat tanpa kerendahan hati dan kerelaan berkorban.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak