Bacaan : Roma 1 : 8 – 17 | Pujian : KJ. 425 : 1, 2
Nats: “Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, Sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia.” (Ay. 8)
Pada saat SMA, saya memiliki keinginan untuk mengunjungi Gereja Kristen Jawi Wetan Jemaat Mojowarno. Sementara tempat kediaman saya berada di wilayah Lumajang. Jarak yang cukup jauh antara Mojowarno dengan Lumajang. Keinginan untuk mengunjungi gereja Mojowarno dikarenakan sering mendengar nama Mojowarno dan menjadikan penasaran. Ketika mendengar nama Mojowarno, seringkali yang ternarasikan adalah kehebatan orang-orang membuka lahan hutan. Mojowarno juga dianggap menjadi salah satu cikal bakal lahirnya GKJW. Artinya keinginan untuk berkunjung ke Mojowarno didorong oleh narasi kesaksian yang membangun dan bernada positif.
Demikian pula, Paulus dalam kisah bacaan hari ini memiliki kerinduan untuk datang mengunjungi persekutuan orang percaya yang ada di Roma. Paulus mengucap syukur oleh karena mendengar kesaksian tentang keberadaan orang percaya yang ada di Roma. Tentu, kisah yang di dengar Paulus adalah narasi yang membangun kekuatan iman dan narasi-narasi yang positif. Paulus ingin membangun relasi yang lebih dekat lagi dengan mengunjungi persekutuan orang percaya di Roma.
Dengan berkunjung, Paulus ingin menegaskan kembali komitmen untuk bisa saling menguatkan iman. Ketika berkunjung tentu ada sebuah harapan yang dapat menggerakkan diri untuk semakin meneguhkan pemahaman dan kepercayaan yang telah dipegang. Paulus ingin semakin saling berbagi mendengar narasi positif yang kemudian menjadikan mereka semakin teguh di dalam iman tatkala harus menghadapi berbagai tantangan.
Lalu bagaimana dengan kita, ketika kini jemaat satu dengan jemaat lain saling berkunjung. Apakah yang didengar? Narasi positifkah? Atau justru kisah-kisah yang bernada negatif dan sering malah menjadi bahan kesaksian? Berhentilah berkisah yang negatif, mari belajar narasi positif! Amin (MM).
“Kisah yang positif akan berdampak positif”