Bacaan: 1 Samuel 7 : 2 – 14 | Pujian: KJ. 462
Nats: “Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian: “Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin.” (Ayat 3)
Setiap organisasi, baik gereja atau lembaga masyarakat yang akan melakukan sebuah program, baik yang merupakan program baru atau yang sifatnya perbaikan program, tentu akan didahului dengan rapat. Demikian juga dengan GKJW, hasil rapat menjadi keputusan tertinggi yang akan dieksekusi bersama. Dengan keyakinan bahwa rapat adalah wadah bersama untuk mencari kehendak Allah, maka hasil atau keputusan rapat tersebut dianggap sesuatu yang sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi bagaimana jika hasil rapat yang telah disepakati tersebut tidak dilakukan?
Samuel dipilih Tuhan menjadi hakim dan pemimpin bagi bangsa Israel. Samuel mendapat tugas mengingatkan kembali bangsa Israel, agar bertobat dan kembali kepada Tuhan. Samuel menyerukan adanya kebangunan rohani dan memanggil seluruh bangsa Israel untuk melakukan hal ini. Bangsa Israel dipanggil untuk menyatukan diri dengan Tuhan dan sesama, yang membawa mereka pada pertobatan dan penyucian. Pada akhirnya mereka bertobat. Tidak hanya berhenti di situ, ujian pun datang kembali. Bangsa Israel diserang orang-orang Filistin. Kondisi ini dipakai oleh Allah untuk menunjukkan kasih setia-Nya terhadap bangsa Israel yang mau berpegang dan beriman kepada-Nya.
Seperti yang terjadi di tengah bangsa Israel pada saat itu, kesatuan menjadi faktor suksesnya kebangunan rohani yang dicita-citakan Allah. Hal ini pun juga menjadi pesan bagi kita untuk turut bertanggung jawab atas program jemaat yang diputuskan. Program jemaat yang telah diputuskan melalui rapat tidak akan berdampak, jika tidak dilakukan. Apalagi ketika ada pihak yang mengingkari keputusan rapat bersama itu. Kesatuan menjadi kekuatan jemaat, jika di tengah jalan menjumpai tantangan dan hambatan. Oleh karena itu, kesiap-sediaan kita untuk hidup dalam kesatuan menjadi kunci terwujudnya program jemaat yang diputuskan. Terlebih ketika kita meyakini bahwa rapat adalah wadah untuk mencari kehendak Allah, keputusan yang telah diputuskan itu, kita yakini sebagai kehendak Allah yang perlu dilakukan dengan kesatuan hati. Amin. [edw].
“Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dilakukan.”