Bacaan: 2 Raja-Raja 3 : 4 – 20 | Pujian: KJ. 356
Nats: “Keesokan harinya ketika orang mempersembahkan kurban, tiba-tiba datanglah air dari arah Edom, dan negeri itu dipenuhi dengan air.” (Ayat 20)
Ada sebuah pertanyaan yang menjadi bahan refleksi kita saat ini, “Apakah yang akan kita lakukan ketika kenyataan hidup yang kita hadapi, tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan? Apakah kita akan menyalahkan orang lain? Atau apakah kita akan menyalahkan Tuhan atas apa yang kita alami?” Tentu setiap manusia memiliki harapan yang baik atas hidupnya, tetapi ketika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, “Sudahkah kita datang kepada Tuhan Sang Penolong Sejati?”
Seperti dalam kisah peperangan yang terjadi antara Raja Moab melawan Raja Israel (Yoram) bersama Raja Yehuda (Yosafat) dan Raja Edom. Setelah tujuh hari lamanya mereka melakukan perjalanan, bekal air yang mereka bawa telah habis. Sehingga tidak ada lagi persediaan air minum, baik untuk tentara dan juga hewan yang ikut berperang. Melihat kenyataan seperti itu, sikap yang ditunjukkan oleh Raja Israel dan Raja Yehuda cukup bertolak belakang. Raja Israel bersikap menyalahkan TUHAN dan menganggap bahwa TUHAN memanggil ketiga raja itu hanya untuk menyerahkan diri mereka kepada Raja Moab (Ay. 10). Tetapi berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh Raja Yehuda. Ia meminta petunjuk kepada Tuhan di tengah-tengah krisis air yang sedang mereka alami. Ia percaya bahwa Tuhan akan menyediakan apa yang mereka butuhkan. Melalui doa dan sikap raja Yehuda inilah, Tuhan mengabulkan permohonannya. Tuhan memberikan air yang mereka butuhkan, bukan hanya itu, Tuhan juga memberikan kemenangan dan menyerahkan Moab ke tangan mereka.
Di tengah segala kesulitan dan krisis hidup yang kita hadapi, seharusnya kita belajar untuk mencari Tuhan dan kehendak-Nya, serta tetap mengandalkan Dia. Sebab hanya Tuhanlah Sang Penolong Sejati dalam hidup kita. Demikian pula di dalam bulan keluarga yang saat ini kita hayati, perjalanan kehidupan keluarga tidak akan selalu berjalan mulus tanpa adanya permasalahan, oleh karena itu, mari kita senantiasa belajar mengandalkan Tuhan di tengah-tengah hidup kita, agar kita semakin mengimani bahwa Dialah Sang Penolong Sejati. Amin. [nda].
“Permasalahan yang kita hadapi bukan untuk menyalahkan Tuhan, tetapi untuk semakin mengandalkan Tuhan.”