Bacaan : Amsal 4 : 7 – 15 | Pujian : KJ. 467 : 1, 2
Nats: “Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus” (ay. 11)
Jalan yang lurus, tanpa hambataan dan belokan-belokan yang berbahaya adalah jalan yang diharapkan oleh pengguna kendaraan. Hal ini karena para pengendara dapat mengemudikan kendaraan dengan lancar, pandangan bebas, dan dapat mengatur laju kendaraan dengan bebas. Tetapi tidak jarang jalan yang lurus bebas hambatan sering membuat pengemudi kendaraan tidak kontrol diri dalam mengemudikan kendaraannya, sehingga tidak jarang menimbulkan kecelakaan yang berakibat fatal. Mengapa demikian? Karena jalan yang lurus sering membuat terlena dalam kenyamanan dan sembrono, akibatnya bisa berujung maut. Seperti kata-kata bijak dari Amsal 14:12 “ Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut”.
Bagaimana dengan kehidupan kita sebagai jemaat Tuhan apakah kita sering menggunakan jalan lurus dengan bijak dan hati-hati, syukurlah kalau prinsip waspada dan hati-hati itu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi iman kita meyakini bahwa Tuhan Yesus adalah jalan keselamatan, jalan yang menghantar kita kepada kebahagiaan yang abadi. Jalan yang kita yakini kebenarannya, jalan yang menuju kehidupan, bukan jalan lurus yang ujungnya menuju maut. Semua dari kita pasti setuju bahwa Yesus Kristus sebagai jalan yang benar, jalan lurus yang wajib kita lalui tanpa tawar menawar, karena itu sudah selayaknya kita dalam bulan ini dengan sukacita kita merayakan kehadiran Tuhan Yesus, Sang Natal sebagai jalan kebenaran dan kehidupan (Yohanes 14:6).
Pertanyaannya bagaimanakah kita merayakan kehadiran Yesus, sebagai jalan yang benar itu? Apakah dengan pesta? Boleh saja, tetapi yang perlu disadari adalah agar jangan terbuai dalam euforia pesta natal, yang bisa menjebak kita ke dalam perayaan yang bersifat pesta duniawi, memang tidak bisa dihindari makan-makan dan sebagainya, tapi yang wajar saja, karena pesta natal adalah sarana introspeksi diri, apakah diri kita, keluarga kita, jemaat kita benar-benar berjalan dalam jalan lurus itu? Bila sudah syukurlah, tapi tidak bisa dipungkiri masih ada beberapa yang berjalan dalam jalan yang tidak lurus bahkan tersesat, dan tolonglah mereka! Karena sang hikmat bersedia dan mengajar umat Tuhan untuk berjalan melalui jalan yang lurus itu, agar kita tetap setia berpegang teguh pada Yesus Kristus sebagai jalan yang lurus sampai akhir jaman. Dan ingat jangan sembrono. (YK)
“Keteguhan prinsip tanpa kedisiplinan adalah awal dari kebodohan”