Albert Durer dan Hans Renungan Harian 25 November 2017

25 November 2017

Bacaan : Matius 12 : 46 – 50 | Pujian: KJ 249
Nats: “Siapa Ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” (ayat 48)

Albert dan Hans, dua orang pria yang memiliki cita-cita yang sama, yaitu menjadi seorang pelukis. Cita-cita mereka belum bisa terlaksana karena ketiadaan uang. Untuk meraihnya, maka mereka sepakat untuk bersekolah secara bergantian. Maka bekerjalah Hans sebagai tukang bangunan untuk membiayai sekolah Albert. Dengan harapan, setelah Albert lulus, maka Hans dapat memiliki kesempatan sekolah dengan uang yang dihasilkan oleh Albert sebagai seorang pelukis. Setelah kelulusan, datanglah Albert ke rumah Hans. Didapatinya Hans sedang berdua sambil mengangkat tanganya dan berkata “Tuhan, tanganku sudah rusak, kaku dan kasar karena pekerjaanku selama ini sebagai tukang bangunan. Aku tahu, aku tidak memiliki kesempatan sebagai pelukis. Maka biarkanlah Albert saja yang menjadi pelukis”. Mendengar itu, dengan prihatin Albert membuat sebuah lukisan dengan judul “tangan berdoa”. Lukisan itu menjadi begitu terkenal.

Kisah Hans dan Albert membuka mata kita tentang sebuah bentuk relasi yang menembus batas saudara dalam pengertian kita selama ini (satu ayah, satu ibu atau memiliki hubungan darah). Kesediaan Hans untuk berkorban bahkan untuk orang yang tidak memiliki hubungan darah sekalipun memberikan angin segar mengenai bentuk persaudaraan yang lebih luas dan lebih dalam.

Bentuk persaudaraan seperti ini juga ditandaskan oleh Tuhan Yesus ketika seseorang berkata kepadaNya bahwa Ibu dan saudara-saudaraNya berusaha menemuiNya. Yesus menandaskan saudaraNya adalah siapapun yang melakukan kehendak Bapa. Saudara dalam ajaran Tuhan jelas bukan hanya dalam pengertian sedarah. Melainkan siapapun yang di dalam kesehariannya melakukan Firman Tuhan, baik di dalam lingkup keluarga, bahkan dalam lingkup yang lebih luas lingkungan jemaat, lingkungan masyarakat. Sudahkah kita benar-benar menjadi saudara Tuhan Yesus? Jawabannya adalah pada bukti sudah melakukan kehendak Bapa. Mari menjadi saudara Tuhan Yesus! Mari selalu melakukan kehendak Bapa! [Ardien]

“Mari menjadi saudara Tuhan dengan menjadi saudara bagi ciptaan-Nya”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak