Bacaan: Markus 11 : 1 – 11 | Pujian: KJ. 429
Nats: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Ketika kamu memasukinya, kamu segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah kemari.” (Ayat 2)
Menghayati panggilan hidup sebagai pelayan Tuhan yang berkecimpung di kehidupan gereja atau di mana pun tentu memiliki dinamikanya masing-masing. Tantangan, hambatan bahkan pergumulan sangat mungkin dirasakan dan dialami oleh setiap pelayan. Tetapi bagaimana pun, seorang pelayan dalam tugasnya tetap dipanggil untuk menjalaninya sesuai dengan kehendak Allah. Bahkan untuk terus melanjutkan tugasnya, tidak jarang seorang pelayan harus berjuang keras dan rela berkorban.
Hal itu pulalah yang menjadi bagian tugas dua orang murid Yesus ketika mereka tiba di dekat Yerusalem. Yesus memerintah mereka untuk melepaskan keledai muda yang tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang, yang ada di suatu desa. Tidak diterangkan dengan jelas terkait nama desa itu, begitu pula pemilik keledai itu. Yesus pun menyadari apa yang akan terjadi ketika dua murid-Nya melakukan tugasnya, yaitu akan ada orang yang menanyakan, mungkin bernada mempersoalkan tentang hal yang dilakukan oleh mereka. Kedua murid itu tetap pergi dan melakukan perintah guru mereka tanpa mempertanyakan atau protes. Malahan setelah mereka berhasil membawa keledai itu, mereka mengalasi keledai itu dengan pakaian mereka sebelum Yesus menaiki keledai itu. Itu adalah perjalanan Yesus sebelum Ia memasuki jalan kesengsaraan-Nya di Yerusalem. Dua murid yang mau diutus Yesus pun turut dalam rentetan karya Allah, sesuai dengan yang telah dinubuatkan oleh nabi Zakharia. (Zak. 9:9).
Siap sedia melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan kepada kita oleh Allah menjadi wujud kesungguhan kita dalam panggilan itu. Sekalipun banyak yang tidak kita tahu akan karya dan pekerjaan Allah di dunia ini, tetapi ketika kita sudah menghayati bahwa kita diutus-Nya, Tuhan akan memampukan kita. Sekalipun banyak tantangan, hambatan, dan pergumulan yang tidak selalu mudah untuk dijalani dan dimengerti, tetapi ketika kita bersedia, Tuhan pun juga akan mengerjakannya bersama dengan kita. Kiranya siapapun kita yang telah memilih untuk turut serta dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini senantiasa mendapatkan pertolongan dan tuntunan-Nya. Amin. [edw].
“Aku bersyukur kepada Dia yang menguatkan aku, yaitu Kristus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku.” (1 Tim. 1:12)