Bacaan: Titus 2 : 11 – 14 | Pujian: KJ. 125
Nats: “Sebab sudah nyatalah anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia.” (Ayat 11)
Seorang karyawan muda ketahuan menggelapkan uang perusahaan ratusan ribu rupiah. Ia diminta untuk menghadap boss-nya. Ia tahu, ia akan dipecat. Saat diintrograsi, ia mengakui bahwa ia telah melakukan korupsi. “Masihkah saya dapat mempercayaimu dalam waktu yang akan datang?” sang boss bertanya. “Berilah saya kesempatan lagi, Pak. Saya telah belajar dari kesalahan saya ini,” jawab karyawan itu. Sang boss menerima penyesalan tulus si karyawan muda itu. “Saya tidak akan memecat kamu. Kamu tetap dapat bekerja di sini. Kamu harus tahu bahwa kamu adalah orang kedua di dalam perusahaan ini yang dikalahkan oleh godaan namun diberikan kemurahan hati. Sayalah yang pertama. Apa yang telah kamu perbuat, juga pernah saya lakukan. Belas kasih telah kau dapat. Itulah rahmat Allah yang telah kita berdua terima.” Inilah gambaran kasih karunia.
Dalam Perjanjian Baru, kasih karunia dihubungkan dengan keselamatan Allah bagi manusia dosa di dalam Kristus. Kemurahan Allah yang diberikan kepada orang berdosa. Sebagaimana di Pulau Kreta, kebiasaan orang di sana sangatlah buruk dan jauh dari ideal untuk menjadi pelayan jemaat di gereja yang sedang dilayani oleh Paulus dan Titus. Dalam Titus 1:12 diungkap bahwa orang-orang Kreta dikenal sebagai pembohong, binatang buas, dan pelahap yang malas. Kasih karunia Allah itu diberikan kepada mereka untuk mendidik mereka supaya meninggalkan cara hidup yang lama. Anugerah itu terwujud dengan lahir dan hadir-Nya, Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Sebab tidak ada seorangpun manusia yang bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia memerlukan kasih karunia Allah yang memampukannya untuk kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan.
Kasih karunia Allah itu nyata dalam hidup kita. Melalui kehadiran Yesus Kristus Sang Juru Selamat, kita tidak lagi hidup dalam cara hidup yang lama. Kasih karunia Allah itu membuat kita melakukan perbuatan dan sikap hidup yang berkenan kepada Allah. Kita hidup baru, hidup yang berkenan di hadapan Allah. Hari ini kita menghayati dan menyambut hadir Tuhan kita, Yesus Kristus. Mari kita meyakini bahwa kasih karunia Allah mengubah dan menuntun hidup kita setiap hari, sehingga kita memiliki sukacita, pengharapan, mengerti tujuan hidup, dan energi untuk terus setia kepada-Nya. Amin. [garlic]
“Pandanglah anugerah sebagai kemurahan Allah yang tidak pantas diterima oleh orang yang layak dihukum.” (Donald Gutrie)