Bacaan: Efesus 6 : 21 – 24 | Pujian: KJ. 370 : 2
Nats: “Kasih karunia menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa.” (Ayat 24).
Bandung Bondowoso membangunkan hampir seribu candi bagi Rara Jonggrang. Alasannya sederhana, karena Bandung Bondowoso ingin memenangkan hati sang gadis. Segala persyaratan dipenuhi, bahkan ketika persyaratan itu tampak musykil, tak masuk akal. Agaknya kasih Bandung Bondowoso kepada Rara Jonggrang sedemikian kuatnya. Namun, Rara Jonggrang sejak semula tak mencintainya. Melihat bangunan candi itu hampir utuh, Rara Jonggrang meminta para perempuan desanya untuk menumbuk padi dan membakar jerami di sisi timur. Suara ayam jantan berkokok terdengar bersahutan. Bandung Bondowoso merasa kalah. Kasih yang nampaknya sedemikian tulus nyatanya tak lebih dari cinta dhiri, ingin memiliki sang gadis untuk dhirinya sendhiri. Begitu tahu akan gagal, dia marah dan mengutuk sang gadis menjadi arca candi, melengkapi seribu candi yang dibangunnya. Kasih itu bertemu kesulitan, kasih itu pun binasa, berubah menjadi dendam dan kemarahan.
Kasih diuji melalui kesulitan. Siapa yang bertahan tetap mengasihi ketika kesulitan mendera, kasihnya nyata. Covid-19 yang terjadi hingga hari ini menghadirkan kesulitan yang mendalam bagi semua orang. Ribuan orang kehilangan pekerjaan, banyak orang kehilangan kepastian hidup. Relasi orang terbatasi karena penjagaan jarak. Anak-anak berhenti bertemu teman-teman sekolahnya. Para lansia harus menahan diri di rumah, bahkan ketika merindukan ibadah dengan amat sangat. Tidak sedikit yang harus mengalami sakit. Beberapa di antaranya meninggal, beberapa yang lain kehilangan mereka yang dikasihi. Masa-masa ini adalah masa-masa yang luar biasa berat. Memang tidak mudah menemukan refleksi dan merasa baik-baik saja ketika kehidupan menjadi sedemikian berat.
Dalam hidup pun kadang kita mengalami masalah yang sedemikian besar. Hingga membuat kita bingung, ketakutan, dan khawatir luar biasa. Kita kehilangan pegangan. Tidak masalah ketika merasa tidak baik-baik saja. Yesus pernah mengalaminya, Paulus pun pernah mengalaminya di penjara. Namun, dalam kesulitan, mereka tetap percaya, Tuhan tetap menemani mereka dalam kesulitan. Tuhan tidak sedang meninggalkan, tapi sedang bersama mereka merasakah kepedihan. Karena itulah mereka memilih tetap setia sampai akhir hidup. Kasih mereka tidak binasa ditelan masalah dan derita. Tidak serupa kasih Bandung Bondowoso yang luluh bertemu masalah. Bagaimana dengan cinta kita kepada Tuhan? (gide).
“Kasih sejati ditantang dengan segala kesulitan, tetaplah mencinta!”