Bacaan: 1 Samuel 16 : 1 – 13 │ Pujian: KJ. 460
Nats: “Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (Ayat 7)
Di zaman modern ini tidak sulit bagi seseorang untuk dapat meng-upgrade atau meningkatkan kualitas penampilan fisiknya. Mulai dari perawatan kulit atau ‘skincare’ sampai pada tindakan operasi plastik, semua dapat dilakukan demi mendapatkan bentuk perubahan penampilan fisik yang diinginkan. Namun demikian, lebih dari keindahan penampilan fisik, ada istilah yang disebut dengan “inner beauty” yang bermakna keindahan yang terpancar dari dalam diri. Sesuai dengan namanya, inner beauty ini adalah keindahan yang berkaitan dengan kualitas pribadi seseorang, yakni berkaitan dengan kecerdasan, optimisme, dan moral yang baik. Dalam hal ini tak semua orang dapat melihat bagaimana seseorang sedang berjuang menumbuhkan keindahan dari dalam, namun dampaknya akan dapat dirasakan oleh semua orang. Kedamaian, sukacita, dan pengharapan adalah dampak dan berkat yang bisa dirasakan dari seseorang yang memiliki inner beauty.
Bacaan kita saat ini pun menggambarkan bagaimana Tuhan Allah memilih Daud untuk diurapi-Nya menjadi Raja Israel, atas dasar inner beauty yang dimilikinya. Dari kedelapan anak Isai yang lewat di depan Samuel, nyatanya si anak bungsulah yang dipilih Tuhan Allah (Ay. 11-12). Hingga pengurapan Daud menjadi Raja pada akhirnya mengukir sejarah besar bagi perjalanan sejarah Kekristenan. Artinya keterpilihan Daud atas dasar rancangan Tuhan Allah selalu membawa tujuan yang baik bagi umat pilihan-Nya. Sebab manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan mengetahui kualitas diri seseorang demi kebaikan umat-Nya.
Merefleksikan dari kisah Tuhan Allah yang memilih Daud saat ini, pertanyaan yang perlu kita resapi dalam setiap diri kita adalah, “Apakah keindahan diri kita sudah benar-benar berkenan di hadapan Tuhan Allah?” Sebab Allah mengetahui seluk hati kita yang terdalam, maka Allah pun dapat menentukan tugas dan tanggungjawab apa yang sesuai dan pantas melalui keindahan diri kita bagi kebaikan umat-Nya. Mari di penghayatan masa Paskah saat ini, kita terus berjuang untuk semakin berkenan di hadapan-Nya, hingga akhirnya kehadiran kita dapat menjadi berkat bagi sesama. Amin. [Ris].
“Allah melihat kedalaman hati, maka berikanlah dirimu seutuhnya bagi kemulian-Nya.”