Bacaan : Yunus 2 : 1 – 10 | Pujian : KJ. 402 : 1, 3
Nats: “Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus” (Ay. 7)
Dalam kehidupan tak jarang kita mengeluh dan yang paling gampang adalah mengeluh kepada Tuhan. Selain tidak ada yang melarang, rasanya juga lebih puas karena kita bertemu dengan yang memiliki kehidupan ini. Tak heran kalau hampir pasti kebanyakan doa-doa kita ini dinaikkan pada saat menghadapi kesesakan atau masalah. Lihat saja doa syafaat yang kita ucapkan, biasanya masalah, kerinduan mencari jodoh, ingin sembuh dari sakit penyakit dan sejumlah permintaan lain seturut dengan kegelisahan kita bukan?
Tentu ada yang dalam situasi gembira juga tetap ingat kepada Tuhan, ya itu tanggung jawab kita. Keluhan-keluhan adalah doa yang jujur kepada Tuhan. Pastinya kita punya harapan bahwa keluhan itu dijawab dengan segera olehNya. Bahkan Bapa Yunus pun sangat yakin bahwa doanya didengarkan oleh Tuhan di saat sulit yang dia alami. Pastilah Bapa Yunus memiliki pengalaman kedekatan dengan sang Pemilik hidupnya. Sehingga ungkapan hatinya meskipun dalam kesesakan tetap memiliki keyakinan teguh bahwa Tuhan memelihara dan menolongnya.
Keletihan dan kelesuan adalah normal sebagai manusia, namun hal itu tidak boleh menjauhkan kesetiaan kita kepada Tuhan yang memelihara kita sejak bangun pagi sampai tidur di malam hari. Mari kita buat Tuhan mengingat kita dalam doa, kerja dan karya, juga dalam setiap keadaan letih kita, juga kegembiraan ini. Iman yang sungguh tidak tergantung kondisi suka atau duka, letih atau kuat, sebab semua situasi dipakai Tuhan, bahkan keluhan pun bisa menjadi ungkapan doa kita yang didengar Tuhan saat kita tetap setia kepadaNya. Teruslah berdoa, teruslah berharap di dalam Tuhan dan ingatlah selalu kasih setia Tuhan Allah di dalam setiap langkah kehidupan kita. Amin. (LUV)
“Suka duka dipakai Tuhan untuk kebaikan kita” (KJ. 408: 1)
