Bacaan: Roma 11 : 13 – 29 | Pujian : KJ. 309
Nats: “Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!” (Ayat 20)
Petani buah Naga di Banyuwangi Selatan mempunyai keunikan sendiri dalam menanam tanaman buah Naga mereka. Mereka menyinari tanaman buah Naga mereka pada malam hari dengan cahaya lampu. Cara ini berhasil meningkatkan produksi buah Naga. Jika pada umumnya buah naga memiliki masa panen 6 bulan sekali, maka dengan teknik penyinaran yang tepat, tanaman buah Naga bisa panen di luar musim panen. Para petani sekarang, tidak hanya petani buah Naga saja memang harus lebih kreatif mengolah tanaman mereka supaya ada peningkatan produksi.
Demikian juga pertanian sejak masa kuno sudah melakukan cangkok guna untuk meningkatkan rasa dan kualitas buah-buahan. “Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon Zaitun yang penuh getah.” (Ay. 17). Maksud perkataan Paulus ini: orang-orang bukan Yahudi bagaikan cabang-cabang yang dipotong dari pohon liar dan dicangkokkan pada pohon yang dipelihara. Umat Israel digambarkan seperti pohon Zaitun yang dipelihara oleh Allah, dan cabang-cabang baru, yaitu orang-orang non Yahudi telah dicangkokkan pada pohon Zaitun itu menjadi lambang seluruh umat. Keselamatan yang bersumber dari Allah diberikan cuma-cuma kepada manusia, termasuk orang-orang non Yahudi. Pesan Paulus kepada orang-orang yang hidup dalam anugerah keselamatan Allah itu, “Janganlah sombong, tetapi takutlah!”(Ay. 20), belajarlah dari sejarah kegagalan Israel masa lalu dan tidak mengulanginya.
Saat ini kita diingatkan: sebagai orang Kristen, umat Tuhan yang telah menerima anugerah keselamatan Allah, kita diajak untuk beriman kepada Allah, takut akan Allah dan tidak sombong. Sebab orang yang sombong dan tidak takut akan Tuhan, tidak akan mendapatkan anugerah keselamatan Allah. Marilah kita bersama keluarga dan persekutuan jemaat, kita merawat dan memupuk persaudaraan di antara kita. Kita tidak perlu merasa diri paling hebat atau sombong, melainkan mari kita bersedia untuk bertumbuh bersama dan merasakan anugerah keselamatan Allah. Amin. [LEN].
“Mari saling mengisi untuk tumbuh bersama.”