Bacaan: Yohanes 12:34-50 | Pujian: KJ 394
Nats: “Sebab mereka lebih suka kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah” (ay. 43)
Dipandang sebelah mata atau direremehken, dipergunjingkan, dihina atau bahkan dikucilkan menjadi pengalaman yang tidak mengenakkan serta berusaha dihindari oleh kehidupan setiap manusia. Oleh karena itu banyak orang yang senantiasa menjaga diri mereka sendiri, keluarga, karier agar tetap dipandang baik di mata orang lain. Berupaya sebaik dan sekeras mungkin untuk mengupayakan apa yang belum baik, menjaga atau bahkan meningkatkan apa-apa yang sudah baik. Bahkan, tidak jarang apabila ada yang tidak baik di dalam hidup, ditutupi serta berupaya menampilkan yang baik saja di dalam hidup.
Kejadian seperti ini saat ini sedang trend, namanya pencitraan. Yang dimunculkan dan ditampilkan hanya yang baik-baik saja demi keamanan dan kenyamanan dirinya saja. Apabila ada anggota keluarga ada yang tertimpa musibah, ya ditutupi serapi mungkin. Kalau karier sedang turun, tetap berperan baik-baik saja.
Fenomena seperti ini pun menghinggapi kehidupan iman kekristenan. Kisah di dalam bacaan kita hari ini memberi gambaran pemimpin yang ketakutan akan dikucilkan oleh masyarakat. Sehingga, para pemimpin yang percaya akan kuasa Tuhan Yesus memilih untuk tidak mengakuinya secara terus terang untuk menjaga citra diri mereka di mata orang lain (ayat 42).
Menjadi pribadi yang jujur, berterus terang dan apa adanya tetap menjadi pilihan hidup yang terbaik di tengah situasi jaman yang penuh dengan pencitraan. Apalagi ketika bersikap dalam semangat untuk menampilkan sosok Kristus dalam kehidupan sehari-hari, senantiasa berbanggalah untuk menampilkan diri sebagai pengikut Kristus. [Ardien]
“Penghargaan yang sesungguhnya bukanlah berasal dari manusia, melainkan dari Tuhan.”