Sadar Diri Pancaran Air Hidup 20 November 2024

20 November 2024

Bacaan: Zakharia 12 : 1 – 13 : 1 | Pujian: KJ. 462
Nats: “Aku akan mencurahkan roh belas kasihan dan permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem.” (Ayat 10)

Ada salah satu falsafah dalam budaya Jawa mengatakan “Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti” yang bermakna: segala sifat keras hati, picik, angkara murka, dan kejahatan hanya bisa dikalahkan dengan kebijaksanaan, kelembutan, kesabaran, dan kasih sayang. Falsafah Jawa ini mengajak setiap orang untuk menyadari atau secara sederhana sadar diri bahwa segala bentuk sikap sombong, angkara murka, dan kejahatan manusia karena ia memiliki kekuatan, kedudukan, jabatan, kekuasaan dan kejayaan akan hancur oleh sikap bijaksana, kelembutan, sabar, dan kasih sayang.

Bacaan kita saat ini menunjukkan kasih sayang TUHAN terhadap umat Israel setelah mereka kembali dari pembuangan di Babel. Melalui nabi Zakharia, TUHAN menjanjikan pembebasan, perlindungan, dan pembaharuan bagi umat Israel juga kota Yerusalem. Hal ini dilakukan dengan cara menjadikan Yerusalem menjadi pasu (sejenis piala yang berisi anggur yang seringkali dipakai sebagai simbol penghakiman Allah) bagi bangsa-bangsa yang akan melakukan perlawanan terhadap Yerusalem (Ay. 2). Selain itu, dalam penglihatannya nabi Zakharia juga menunjukkan kekuatan dan kemahakuasaan TUHAN. Pada ayat 3-4 dikatakan TUHAN membuat Yerusalem menjadi batu dan siapa yang mengangkatnya pasti mendapat luka parah. Kuda menjadi bingung, penunggangnya menjadi gila. TUHAN membuka mata tetapi segala kuda bangsa akan menjadi buta. Kalimat ini menunjukkan tentang kuasa TUHAN yang membela dan menyelamatkan umat-Nya. Dalam karya penyelamatan yang TUHAN kerjakan, umat ada di dalam kesadaran untuk benar-benar datang kepada TUHAN, mengakui kekuatan-Nya (Ay. 5), merendahkan hati tunduk dalam penyesalan, bertobat dan memohon kasih sayang TUHAN.

Melalui firman Tuhan ini, marilah kita senantiasa sadar diri. Pertama, menyadari bahwa Tuhan senantiasa menunjukkan kasih sayang-Nya kepada kita. Kasih sayang Tuhan itulah yang memampukan kita untuk datang dan mengandalkan kekuatan-Nya. Kedua, menyadari segala kelemahan, keterbatasan dan kekurangan yang ada dalam diri kita sehingga kita mampu merendahkan hati di hadapan TUHAN dan sesama. Kesadaran diri dan kerendahan hati inilah yang memampukan kita menjauhkan diri dari sikap sombong terhadap apa yang kita miliki. Kiranya sadar diri ini juga menjadi budaya dalam laku hidup kita sehari-hari. Amin [G-mbul].

“Percaya diri itu baik, tetapi sadar diri jauh lebih baik.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak