Bacaan: Kisah Para Rasul 20 : 1 – 16 | Pujian: KJ. 429
Nats: “Ia menjelajah daerah itu dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara di situ. Lalu tibalah ia di tanah Yunani.” (Ayat 2)
Sebelum bertobat, Chang Shen adalah pencuri, penjudi, dan seorang hidung belang. Ia pernah dipukuli sampai buta. Para tetangga menganggapnya sebagai hukuman para dewa. Pada suatu hari, ia pergi ke sebuah rumah sakit misionari untuk menyembuhkan matanya, lalu menerima Injil dengan sukacita. Ia pulang dan memperbaharui hidupnya. Suatu hari, kelalaian dokter lokal membuatnya kembali buta, tetapi dalam kebutaannya, ia berkeliling dari desa ke desa untuk memberitakan Injil. Ia tak menyerah meskipun menghadapi tantangan besar. Akhirnya, ia menyerahkan diri dan dibunuh agar orang-orang yang menerima pemberitaan Injilnya dibebaskan dari tawanan kelompok penguasa.
Setelah bertobat dan memberitakan Injil, tekanan yang dialami Paulus semakin berat. Ia mengalami penganiayaan sekaligus ancaman kematian dari waktu ke waktu. Paulus harus mengubah rute perjalanannya karena ia sedang dikejar orang-orang Yahudi yang hendak membunuhnya. Tetapi ancaman dan derita tidak membuatnya gentar. Ia memilih jalan lain lalu bertemu dengan jemaat-jemaat yang pernah didirikannya. Disanalah ia berjumpa dengan banyak pengikut Kristus yang juga menderita aniaya. Ia menguatkan hati saudara-saudaranya agar tetap teguh dalam iman meskipun ia sendiri menderita. Secara lahiriah, Paulus tampak lemah dan hina, tetapi kehadiran teman-teman yang menyertai perjalanannya menopang dan menunjukkan bahwa kehadirannya berharga. Paulus juga membangkitkan Eutikhus dari kematiannya. Peristiwa itu semakin meneguhkan kerasulan Paulus dan penyertaan Tuhan atas dirinya.
Perjalanan pelayanan tidak mungkin lepas dari tantangan. Gereja atau utusan Tuhan akan selalu berhadapan dengan tekanan pelayanan dari banyak sisi. Termasuk yang dialami Yayasan Kesehatan GKJW yang diutus dalam segenap kerapuhan dan keterbatasannya. Perkara diragukan, diremehkan, dihina, dicaci maki, dan berbagai pergumulan yang dihadapi justru menjadi tantangan yang meneguhkan. Dalam kerapuhan, tangan Tuhan menopang. Di batas kelemahan, Tuhan meneguhkan perutusan-Nya. Seperti Paulus diberi-Nya kuasa untuk membangkitkan orang mati, demikian Tuhan menyatakan kuasa-Nya melampaui batas-batas kemampuan manusia. Kiranya kuasa dan penyertaan Tuhan di tengah tantangan meneguhkan kita untuk melayani dan menjadi berkat bagi sesama. Amin. [wdp].
“Tuhan seringkali meneguhkan panggilan dalam tapak-tapak perjalanan terjal yang harus kita tempuh.”