Bacaan: Kisah Para Rasul 17:16-34 | Pujian: KJ. 363
Nats: “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” (ayat 28)
Pada tahun 1978, bersama dengan 50 orang temannya, seorang remaja deg-degan menunggu pengumuman tim basket SMA-nya. Pelatih sedang menyeleksi siapa saja yang berhak masuk ke jajaran pemain utama sekolah. Remaja ini memiliki kecintaan yang tinggi pada basket, teman-temannya pun mengakui bahwa dia bermain dengan sangat baik. Pengumuman itu keluar! Setelah tahu hasilnya, remaja itu pulang dan mengunci dirinya di kamar, menangis sejadi-jadinya. Dia gagal masuk ke dalam tim utama sekolahnya karena tingginya hanya 178 cm. Nama remaja itu Michael Jordan.
Bukan hanya Michael Jordan yang pernah ditolak, Paulus pun mengalaminya. Ketika sedang berada di Athena di antara para penganut aliran filsafat Epikuros dan Stoa, Paulus ditolak. Bahkan dia disebut seorang peleter (pembual). Orang-orang itu menertawakannya karena dia berbicara tentang kebangkitan orang mati dalam Kristus. Paulus pun pergi meninggalkan orang-orang itu.
Penolakan, dalam bentuk yang paling halus sekalipun, selalu menyakitkan. Banyak orang menyerah dan menjadi pahit ketika menerima penolakan. Hari ini kita bisa belajar dari penolakan yang dialami oleh Jordan dan Paulus. Penolakan membuat mereka sedih dan kecewa. Jelas! Mereka jujur dengan perasaan mereka. Namun penolakan itu tidak membuat mereka berhenti dan menganggap bahwa penolakan itu adalah akhir segala-galanya. Jordan terus berjuang hingga akhirnya menjadi salah satu pemain basket terbaik dunia. Paulus tidak berhenti mengabarkan kasih dan kebaikan Kristus. Bagi Paulus Kristus lah yang memberikannya kehidupan, memampukannya bergerak, dan ada. Kesaksian Paulus itu akhirnya menggerakkan hati Dionisius dan Damaris untuk mengikutinya. Mari menjadikan penolakan yang kita alami, terutama karena Kristus, menjadi pijakan untuk terus melangkah, bergerak membagikan kasih. Jangan berhenti! (GHB)
„Karena bagiku hidup adalah Kristus, itu berarti membagikan kasih tanpa berhenti!“