Di Dalam Tuhan Ada Pemulihan Pancaran Air Hidup 20 Januari 2025

20 January 2025

Bacaan: Yesaya 54 : 1 – 8  |  Pujian: KJ. 405
Nats:Dalam murka yang meluap-luap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau hanya sesaat, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah menyayangi engkau, firman TUHAN, Penebusmu.” (Ayat 8)

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti, Yang hancur lebur akan terobati.
Yang sia-sia akan jadi makna, Yang terus berulang suatu saat henti.
Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi, Yang patah tumbuh, yang hilang berganti.

Itu adalah sepenggal lirik lagu dari musisi Banda Neira dengan judul Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti. Dalam lirik lagu tersebut terdapat ekspresi-ekspresi yang tercampur menjadi satu, ada kesedihan, kekecewaan, kehilangan, namun di sisi yang lain juga tersirat pesan untuk bangkit, berpulih, dan menghidupkan lagi kehidupan dari hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut. Dari dalam penderitaan, selalu ada berita pengharapan. Hal itu pula yang tergambar dalam Yesaya 54:1-8.

Dalam Kitab Yesaya, umat Israel diibaratkan seperti seorang wanita mandul yang ditinggalkan oleh suaminya. Kemandulan tentu erat dengan kondisi krisis, tidak ada harapan, tidak adanya kehidupan baru, dan penderitaan. Itulah gambaran, simbol penderitaan yang dialami oleh umat Israel. Disini Yesaya diutus Tuhan untuk menyampaikan berita pengharapan yang menyatakan bahwa istri yang mandul itu sekarang dipulihkan dan akan ‘melahirkan anak-anak’. Pada ayat 5 dituliskan, “Ia disebut Allah seluruh bumi”. Artinya, seluruh hal ada dalam kendali dan kehendak-Nya. Allah tidak meninggalkan ciptaan-Nya saat mereka menghadapi masa krisis atau penderitaan. Justru Allah memberikan pemulihan dan harapan di masa depan. Allah yang menciptakan dunia dengan penuh kasih dan tujuan, Allah juga yang memiliki rencana pemulihan dan berkat bagi ciptaan-Nya.

Pemulihan dan pengharapan bagi umat-Nya yang sedang mengalami krisis inilah yang menjadi bukti nyata bahwa Allah pro kehidupan. Ia mau merangkul dan merawat kehidupan seluruh ciptaan-Nya. Tidak hanya krisis dalam kehidupan manusia saja, tetapi juga krisis yang terjadi atas alam semesta. Kita pun dipanggil untuk bertindak atas “penderitaan” yang dialami oleh ciptaan Allah yang lainnya. Pada sesama manusia, kita dipanggil untuk turut merangkul mereka yang menderita. Pada alam semesta yang “menderita” bahkan rusak, kita dipanggil untuk merawat, bertanggung jawab memelihara, dan mengusahakan pemulihan yang berkelanjutan. Tuhan menolong kita melakukannya. Amin. [kila].

“Pada yang menderita, Tuhan beritakan pengharapan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak