Bacaan: Kisah Para Rasul 7 : 9 – 16 | Pujian: KJ. 339 : 1, 2
Nats: “… tetapi Allah menyertai dia, dan melepaskannya dari segala penindasan serta memberinya anugerah dan hikmat, …” (Ayat 9-10)
Ada sebuah peribahasa yang berbunyi: “Air susu dibalas dengan air tuba”, yang artinya suatu kebaikan dibalas dengan suatu perbuatan jahat. Peribahasa ini biasanya dipergunakan untuk menggambarkan orang yang seringkali berbuat baik, tulus menolong orang lain, rela memberi bantuan namun seringkali pula dia mendapatkan celaan, cacian, dan hinaan dari orang yang ia tolong itu. Bukan tidak mungkin menjadi seorang pelayan Tuhan pun mengalami hal yang sama. Sudah berupaya sebaik mungkin untuk melayani Jemaat, namun masih ada orang yang mengkritik, mencela, bahkan menghina. Sungguh tidak mudah menjadi seorang pelayan, namun bukan berarti kita berhenti berbuat baik kemudian membalaskan rasa sakit hati kita. Sebaliknya kita harus terus mengasihi dan melayani meskipun kebaikan dan pelayanan yang kita lakukan seringkali kurang dihargai.
Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Stefanus yang diadili di hadapan Mahkamah Agama Yahudi. Di depan para imam besar, Stefanus menyampaikan pembelaannya atas tuduhan pada dirinya. Dia menceritakan kembali kesaksian para leluhur orang Yahudi, mulai kisah Abraham sampai Salomo. Secara khusus pada perikop kita, Stefanus memberi kesaksian tentang Yusuf. Yusuf pernah dijual oleh saudara-saudaranya, tetapi dia tidak menyimpan dendam kepada saudara-saudaranya. Saat Yusuf menjadi tangan kanan Firaun dan mempunyai kuasa, dia tidak menyalahgunakan kekuasaannya untuk membalas dendam pada saudara-saudaranya. Sebaliknya Yusuf tetap mengasihi mereka dan menjadi penyelamat bagi keluarganya yang saat itu mengalami bencana kelaparan. Tuhan Allah senantiasa menyertai Yusuf dan melepaskannya dari segala marabahaya yang mengancam dirinya.
Di bulan pembangunan GKJW saat ini, marilah kita menjadi pribadi-pribadi seperti Yusuf. Pribadi yang tidak mendendam, tetapi pribadi yang mengasihi. Pribadi yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan pribadi yang setia melakukan kebaikan kepada orang yang berbuat jahat. GKJW akan menjadi gereja yang penuh damai sejahtera, gereja yang diberkati Tuhan, manakala kita sebagai warga jemaat mau terus melakukan kebaikan dan berjuang bersama mewujudkan karya kasih Allah dalam hidup kita sehari-hari. Amin. [AR].
“Membalas kejahatan dengan kejahatan itu dunia, membalas kejahatan dengan kebaikan itu surga.”