Bacaan: Matius 15 : 21 – 28 | Pujian: KJ. 417 : 1, 2
Nats: “Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.’ Dan seketika itu juga anaknya sembuh.” (Ayat 28)
Adakalanya Yesus melakukan sebuah tindakan yang tidak dapat kita mengerti. Seperti halnya apa yang dilakukan oleh Yesus dalam bacaan kita saat ini. Ketika Yesus menyingkir ke Sidon dan Tirus, ada seorang perempuan Kanaan yang datang menghampiri-Nya dan meminta-Nya untuk menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan. Dalam kondisi tersebut Yesus sama sekali tidak memberi jawab, berjalan terus dan seolah-olah tidak peduli. Perempuan tersebut tetap mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak. Lalu murid-murid mengambil tindakan dengan meminta Yesus menyuruh perempuan itu pergi.
Di tengah kondisi yang demikian Yesus menjawab, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Ay. 24). Dari jawaban tersebut, seolah Yesus tidak memberikan respon positif atas permintaan perempuan itu, karena ia bukan berasal dari Israel, sehingga ia tidak termasuk hitungan. Menariknya, perempuan itu tidak tersinggung, ia terus mendekat, menyembah, dan memohon pertolongan pada Yesus. Tetapi siapa menyangka, bukannya merasa iba, Yesus malah mangatakan, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” (Ay. 26). Apa yang dilakukan Yesus seolah merendahkan harga diri perempuan itu dengan menyamakannya seperti anjing. Tetapi lagi-lagi, bukannya pergi dengan amarah atau kekesalan hati, perempuan itu justru seolah membenarkan perkataan Yesus (Ay. 27). Ia menyadari ketidaklayakannya sebagai orang yang tidak masuk hitungan. Hal itu tidak membuatnya kecewa, putus asa apalagi mundur dan pulang. Respon Yesus terhadap permohonan perempuan tersebut bukanlah sebuah hal yang biasa dilakukkan dan bukan hal yang mudah dimengerti, karena seolah Yesus tidak menaruh kepedulian kepada perempuan itu. Nyatanya dibalik semuanya itu, Yesus sedang menguji iman perempuan itu. Setelah imannya teruji, Yesus berkata, “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Dalam hidup ini tak jarang kita sulit mengerti apa yang Tuhan lakukan dalam kehidupan kita dan tak jarang kita merasa Tuhan membiarkan kita mengalami berbagai pergumulan. Dibalik semuanya itu kita harus terus percaya bahwa itu adalah kesempatan bagi kita untuk menerima didikan Tuhan yang menguji iman kita. Tuhan sedang memurnikan iman kita hingga mencapai titik di mana kita tetap memohon dan berserah di batas akhir kemampuan kita, dan pada saat itu Tuhan akan menunjukkan pertolongan-Nya. Amin. [YHS].
“Tuhan mengijinkan masalah dalam kehidupan kita untuk sebuah alasan.”