Bacaan: Ulangan 4 : 9 – 14 | Pujian: KJ. 50A
Nats: “Tetapi, waspadalah dan berhati-hatilah senantiasa, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak cucumu.” (Ayat 9)
Manusia diciptakan Tuhan baik dan istimewa karena diberi kemampuan untuk berpikir dan berakal budi. Otak manusia dirancang untuk bisa mengingat berbagai peristiwa dan hal-hal dalam hidup ini. Kemampuan ingatan setiap orang mungkin berbeda-beda, namun, secara umum terdapat tiga jenis memori kerja (working memory) pada manusia, yaitu: Ingatan sensorik (sensory memory) yang hanya bertahan sepersekian detik. Ingatan jangka pendek (short-term memory), tahap ini diibaratkan seperti tempat penyimpanan sementara. Ingatan yang dapat bertahan sekitar 30 detik. Lalu ingatan jangka panjang (long-term memory), yang merupakan penyimpanan permanen dalam otak manusia. Ketika informasi sudah masuk ke ingatan jangka panjang, otak kita tidak akan sulit untuk mengenali ingatan tersebut.
Pada perikop hari ini, Musa memerintahkan umat Israel agar tidak “melupakan hal-hal yang mereka lihat”. Tujuan Musa adalah agar semua umat Israel bisa memelihara ingatan jangka panjang mereka dengan baik terhadap segala karya dan pertolongan Tuhan yang telah menyelamatkan mereka. Ingatan jangka panjang itu juga dibutuhkan, agar mereka dapat mengelola dengan baik segala ajaran dan perintah Tuhan Allah. Sebab mereka harus mengajarkannya secara terus-menerus kepada generasi berikutnya supaya mereka “takut” kepada Tuhan Allah (Ay. 10) dan hidup seturut dengan kehendak-Nya. Hubungan keluarga yang terjalin baik di setiap generasi juga menjadi perintah Tuhan Allah kepada Musa dan seluruh umat Israel. Pentingnya relasi keluarga yang baik itu dimaksudkan sebagai cara meneruskan hukum Tuhan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Meskipun kecenderungan manusia adalah lupa, atau lebih tepatnya sering menggunakan ingatan jangka pendek saja. Namun melalui perikop hari ini, sebagai orang beriman, kita diajak untuk mengupayakan ingatan jangka panjang dalam memelihara Firman Tuhan. Poin kedua yang tidak kalah penting, kita sebagai keluarga dipanggil untuk memelihara relasi antara satu dengan yang lainnya, dengan baik dan penuh kasih. Marilah kita mulai dari hal-hal sederhana, kita mengajarkan kasih, pengampunan, dan bersyukur dalam keluarga. Amin. [Din].
“ Firman Tuhan akan terus hidup ketika kita menghidupinya.”