Berbahagialah! Pancaran Air Hidup 2 November 2024

2 November 2024

Bacaan: Mazmur 119 : 1 – 8  |  Pujian: KJ. 376
Nats: “Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.” (Ayat 1)

Mazmur 119 adalah Mazmur terpanjang dengan 176 ayat, dan disebut sebagai puisi akrostik alfabetis, seperti halnya yang ditemukan dalam kitab Ratapan. Ayat 1-8 dimulai dengan huruf aleph (huruf pertama dalam abjad Ibrani) kemudian delapan ayat berikutnya dengan beth, dan seterusnya, sampai ke seluruh abjad Ibrani. Selanjutnya Mazmur ini diawali dengan ungkapan berbahagialah. Jika berbicara tentang berbahagia, tentu semua orang menginginkan hidupnya berbahagia. Marci Schimoff dalam bukunya yang berjudul Happy Physically and Mentally berpendapat demikian: “mendapatkan kebahagiaan bukan diukur dari kesuksesan, mendapatkan pekerjaan, karir yang berhasil, atau mendapatkan pasangan yang cantik/tampan tetapi kebahagiaan bersumber dari perasaan tenang dalam diri dan terhindar dari masalah besar.” Dari sini nampak bahwa kebahagiaan dikarenakan oleh kondisi batin yang baik.

Lalu bagaimana dengan kebahagiaan menurut Pemazmur? Kebahagiaan identik dengan tindakan yang membuat orang tersebut diberkati, sebagaimana dalam ayat 1. Kebahagiaan bersifat natural artinya bahagia terjadi oleh karena seseorang  mengutamakan hukum Tuhan, mencintai Taurat Tuhan. Bahagia yang bersifat murni dari Tuhan bukan dari dunia ini. Kebahagiaan ini tidaklah pasif tetapi lebih kepada perbuatan yang aktif. Karena orang yang menyukai hukum Tuhan tidaklah berdiam diri, namun menjalankan atau melakukan hukum Tuhan tersebut. Dengan mencintai hukum Tuhan, maka akan menjauhkan orang tersebut dari kefasikan atau perbuatan yang bercela di hadapan Tuhan.

Jadi siapakah yang berbahagia dan diberkati itu? Pertama, mereka adalah orang yang berjalan menurut jalan Tuhan, hukum Tuhan, dan melakukannya sesuai dengan perintah-Nya serta memperhatikan ketetapan-Nya. Kedua, orang yang berbahagia menurut Mazmur 119:2 adalah mereka yang mencari Tuhan dengan segenap hati dan memegang peringatan-peringatan-Nya, mematuhi aturan yang terkandung dalam Taurat-Nya. Seseorang yang mencari Tuhan dengan segenap hati, memiliki kesungguhan dan upaya yang terus-menerus sampai dapat. Mau berbahagia? Kita bisa berbahagia karena kita diberkati oleh Tuhan. Kita diberkati untuk berbahagia jika kita hidup tidak bercela di hadapan Tuhan. Amin. [ANS].

Firman Allah menuntun dan menopang semua orang yang memperhatikannya dengan saksama.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak