Bacaan : 2 Korintus 8:16-24 I Pujian: KJ. 437: 6, 9
Nats: “Kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia“ (Ayat : 21)
Pernahkah mengalami salah pengertian? Mungkin pernah salah mengerti maksud orang lain, atau sebaliknya orang lain yang salah mengerti maksud perkataan atau tindakan kita. Hal ini nampak sepele, tetapi bisa mengganggu relasi keluarga, pertemanan,dll. Bahkan bisa memicu perselisihan yang besar.
Bacaan ini adalah bagian kisah pengumpulan uang untuk jemaat Yerusalem yang miskin (2 Kor. 8:1-24). Dalam upayanya membantu jemaat Yerusalem, Rasul Paulus sangat berhati-hati. Ia melibatkan banyak orang untuk mengumpulkan uang tersebut. Mereka yang diutus adalah orang-orang pilihan jemaat, yang integritas-nya teruji, yang penuh kerelaan untuk membantu.
Ia berusaha menghilangkan salah pengertian terkait pengumpulan uang. Ia menyadari bahwa perihal uang merupakan hal yang sensitif (ay. 20), apalagi uang milik orang banyak. Calvin menuliskan: Tak ada hal yang lebih tepat untuk menjadikan orang mudah mendapat tuduhan-tuduhan jahat, kecuali hal memberlakukan uang orang banyak. Sorotan seringkali tajam mengarah pada hal keuangan. Ia mengharapkan tidak ada salah mengerti soal uang sehingga mencela pelayanan kasih yang dilakukan. Ia mendasari dengan prinsip: memikirkan (mempertimbangkan) dengan sungguh untuk melakukan yang baik di hadapan Tuhan dan manusia (ayat 21). Artinya, di satu sisi taat dan mendengarkan kehendak Tuhan, sisi yang lain mau mendengarkan kehendak orang lain.
Bacaan ini kita hayati dalam masa Bulan Keluarga, dengan tema “Bergandengan Tangan untuk Mewujudkan Cinta Kasih Allah”. Tema ini mengajak untuk menjadikan keluarga utuh, kompak, rukun, yang mewujudkan Cinta Kasih Allah. Kita dapat mengambil inspirasi bahwa untuk merawat keluarga kita perlu meminimalisir “salah pengertian”. Khususnya dalam hal uang atau warisan. Kita tahu tidak sedikit keluarga yang berselisih karena salah pengertian soal uang dan warisan. Dari sini kiranya kita mengurangi salah pengertian dengan sungguh memikirkan untuk terus mengupayakan apa yang baik di hadapan Tuhan dan sesama. Amin. (pnd)
“Menghilangkan salah pengertian, menghindarkan dari perselisihan”.