Bacaan: Amsal 1 : 1 – 7 | Pujian: KJ. 17 : 1, 4, 7
Nats: “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” (Ayat 7)
Cara orang tua mendidik anak, memiliki andil besar dalam membentuk karakter anak serta mempengaruhi relasi antara anak dengan orang tua. Pola asuh otoriter disertai hukuman memungkinkan anak menjadi takut kepada orang tuanya. Relasi yang didasari rasa takut berpotensi membuat anak tidak berani jujur ketika melakukan kesalahan demi menghindari hukuman. Sebaliknya, anak yang dididik dengan keteladanan dan penerapan konsekuensi yang wajar bisa membentuk relasi yang didasari rasa hormat. Anak akan berpikir kembali jika hendak melakukan kesalahan karena didorong rasa hormat kepada orang tuanya.
Salomo mengajarkan pentingnya hikmat atau kebijaksanaan dan pengetahuan yang bermula dari takut akan Tuhan sebagai hal utama dalam kehidupan seseorang. Takut akan Tuhan di sini mengandung makna hormat kepada Tuhan, yaitu kesadaran akan kekudusan, keadilan dan kebenaran-Nya. Takut akan Tuhan berarti memandang Tuhan dengan kekaguman dan penghormatan kudus sebagai Allah yang diliputi kemuliaan dan keagungan. Ia berkuasa atas semesta, berdaulat atas kehidupan dan kematian, keselamatan dan penghukuman. Betapapun hebatnya manusia tidak dapat dibandingkan dengan kemahakuasaan Tuhan. Maka sumber segala hikmat dan pengetahuan hanyalah penghormatan akan Tuhan.
Relasi dengan Tuhan yang didasari rasa hormat menumbuhkan ketaatan dan kesetiaan yang bersumber pada kesadaran akan siapa Tuhan dan siapa kita. Menyadari Tuhan yang berdaulat atas kehidupan menjadikan kita mawas diri. Perkembangan zaman memudahkan setiap orang memperoleh ajaran-ajaran kebijaksanaan maupun pengetahuan. Namun kebijaksanaan dan pengetahuan yang tidak didasari takut akan Tuhan rentan membuat manusia jumawa. Rasa hormat kepada Tuhan mengembalikan manusia pada bakti yang sungguh kepada Tuhan dan belajar tunduk pada ketetapan-Nya. Dalam ketaatan kita belajar memahami kehendak Tuhan sehingga tidak menjadi orang bebal yang menghina hikmat dan didikan. Ketika seseorang menghormati Tuhan, hidupnya bukan dikendalikan oleh rasa takut akan hukuman, melainkan berorientasi pada penghormatan akan kemahakuasaan Tuhan yang menumbuhkan ketaatan disertai kerendahan hati dan kesadaran diri. Amin. [wdp].
“Lebih utuh dan sederhana hati seseorang, lebih mudah dan mendalam ia mengerti semuanya. Sebab, ia akan memperoleh keterangan dan pengertian dari atas.” (Thomas à Kempis)