Bacaan: Yohanes 1 : 1 – 18 | Pujian: KJ. 1
Nats: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” (Ayat 3).
Kita memiliki “kepunyaan” yang berbagai macam dan wujudnya, dapat berupa barang, tanah, bangunan, dll. Kepunyaan itupun dapat dibagi menjadi dua: yang pertama milik pribadi, yang kedua milik umum. Milik pribadi dan milik umum memiliki aturan tersendiri dalam penggunaan, pengelolaan, dan pertanggungjawabannya. Biasanya “kepunyaan” milik pribadi atau milikku, sang pemilik berkehendak bebas atas kepunyaannya, sedangkan “kepunyaan” milik umum memiliki kesepakatan dan tanggungjawab bersama atas kepunyaan tersebut. Setiap kita memiliki kepunyaan pribadi dan kepunyaan umum yang melekat dan mewarnai hidup, bahkan kita sangat tergantung dengan “kepunyaan” itu.
Apabila kita menelisik kembali segala sesuatu kepunyaan kita atau kepunyaan umum, sejujurnya siapakah pemilik yang sebenarnya? Baik apabila kita membaca lagi ayat 3 yang demikian, “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”. Terang bahwa segala sesuatu dijadikan oleh Allah dan tanpa Dia tidak ada sesuatu, dengan demikian kita senantiasa ingat bahwasanya apapun yang kita miliki sejatinya adalah dari Allah dan miliki Dia, yang dipercayakan kepada kita.
Mengawali bulan penciptaan saat ini, kita diingatkan bahwa Allah menjadikan segala sesuatu dan oleh Dialah segala sesuatu dijadikan. Kemudian kita melihat kembali apa yang kita miliki, sah-sah saja kita menggunakan, mengelola, dan memperlakukan segala sesuatu “kepunyaan” kita dengan sesuka hati. Kitapun juga dapat mempergunakan milik umum sesuai dengan aturan yang berlaku. Tetapi satu hal yang harus kita pahami dan menjadi dasar kita untuk melakukan segala sesuatu: “Ingatlah akan Allah yang mencipta segala sesuatu.” Maka akan muncul rasa tanggungjawab kita kepada Dia atas segala yang kita miliki. Dengan demikian kita tidak serta-merta mengeksploitasi alam untuk kepentingan kita pribadi, tetapi kita dipanggil untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam mengelola alam ciptaan-Nya dengan baik, bukan mengekspoitasi dan memperalatnya, melainkan merawatnya dengan baik. Amin. [gfc].
“Tugas kita terhadap alam ini adalah mengelola bukan mengekspoitasi, merawat bukan memperalat.”